Artikel ini khusus bagi yang sudah berkeluarga ya. Yang masih sendiri cukup dibaca saja. Ambil pelajaran dan hikmahnya saja.
Ketika sering kita dapatkan info tentang fenomena angka perceraian atau perselingkuhan yang semakin tinggi. Padahal kalo dilihat, pasangan itu sepertinya baik-baik saja. Apalagi jika kita mendengar sang istri yang menggugat cerai duluan atau berselingkuh.
Padahal suaminya alim, baik, kerjaan bagus, sayang sama istri, sama anak-anak juga. Apa perempuannya yang bermasalah? Tidak bersyukur?
Rahasi dalam kamar yang hanya mereka ketahuo berdua. Tapi bisa dilihat dari luar rumah, apalagi kalau hanya melirik dari jalan. Â Nah, beberapa keluhan istri yang kelihatannya ideal namun kurang bisa memberi kebahagiaan bagi sang istri.
Sebenarnya peristiwa dan kejadiannya remeh temeh saja, namun karena berlangsung secara terus menerus dan dalam waktu lama akhirnya bak gunung, suatu saat meletus juga.
1. Sering meremehkan istri
Punya istri kreatif dan dominatif salah. Apa-apa yang dikerjakan istri rasanya seperti salah saja. Dimasakin sayur bening aja dibilang ga enak, keasinan, kurang gula, kurang mateng, dst.
Dibelikan baju sering malas memakai. Istri tampil cantik jangankan mendapat pujian, yang ada malah dikomplen melulu, kurang dandan, terlalu menor, ceking amat, gendut kaya badut.
Nah, yang paling keterlaluan adalah suami suka membanding-bandingkan. Apalagi bila dibanding-bandingkannua dengan rekan kantor atau tetangga sebelah, tentu bikin amarah menggelora di dada namun mesti dipendam.
Kalau istri sering diperlakukan seperti ini, maka jangan salahkan jika dia bisa terlena dengan pria lain yang melancarkan pujian setinggi langit seharum bunga kamboja. Pintu hubungan gelap mulai terbuka.
2. Kurang Peduli pada Urusan Anak
Sebagian suami menganggap bahwa tugas utamanya adalah bekerja. Setelahnya tak ada urusan lainnya. Anak tanggung jawab ibunya saja. Bapak cukup memberi nafkah.
Urusan kesehatan, sekolah, pendidikan moral dan lain-lain semua diserahkan ke istri. Pada malam hari saat keluarga berkumpul, ada anak sulung yang sedang mengerjakan PR. Sementara si bungsu yang senantiasa mengganduli kaki Ibu sembari sang ibu memasak, sesekali membantu PR, menemani bermain dan menjaga si kecil agar tidak terkena cipratan minyak.