Surabaya - Walau tanggal 28 Oktober telah terlewat, perayaan 89 tahun Sumpah Pemuda masih terus berjalan. Salah satu bentuk perayaannya yaitu dalam bentuk pelaksanaan Upacara Bendera. Upacara yang dilakukan di lapangan UNTAG yang dihadiri oleh para dosen dan karyawan Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya ini berlangsung dengan sangat hikmat.Â
Upacara ini memang seperti layaknya upacara bendera biasa yang diawali dengan pembacaan pancasila dan ditutup dengan  doa, namun amanat yang disampaikan pembina upacara dari pesan Menteri Pemuda dan Olahraga ini yang perlu diperhatikan dan direnungkan. Dalam amanat tersebut terdapat kutipan bung Karno yang berbunyi "Jangan mewarisi abu sumpah pemuda, tapi warisilah api sumpah pemuda. Kalau sekedar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir."
Dari kutipan bung Karno tersebut sudah selayaknya kita bangsa Indonesia, terutama pemuda pemudi Indonesia untuk bisa menjaga kesatuan negara kita. Terlebih untuk para mahasiswa yang katanya paling tahu, paling jago mengkritisi sekitarnya harus bisa menjadi panutan masyarakat Indonesia dalam mengamalkan konsep persatuan ini. Kesatuan Indonesia tidak hanya diukur dari kesatuan bahasa, bangsa, atau tanah air saja.Â
Tapi lebih dari itu. Kesatuan Indonesia harus tercermin dari perilaku rakyatnya yang menjunjung tinggi nilai persatuan, bhineka tunggal ika yang layaknya telah dilakukan oleh para pemuda tahun 1928 untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda sekarang harus lebih bisa menahan ego primordialisnya, harus lebih bisa menghormati pendapat pihak lain untuk bisa mencapai suatu kesepakatan bersama tanpa harus menimbulkan perpecahan.Â