Marilah di awal tulisan ini saya ajak anda melihat sebuah lagu penyemangat bagi anda memulai aktivitas hari ini "Hey kawan Pasti kau dan aku sama, sama-sama punya takut. Takut tuk mencoba dan gagal, tapi Hey kawan Pasti kau dan aku sama, sama-sama punya mimpi, Mimpi tuk menjadi berarti karena Harus kita taklukan, bersama lawan rintangan Tuk jadikan dunia ini lebih indah Tak perlu tunggu hebat (Untuk berani memulai apa yang kau impikan)"
Ada yang tahu lagu ini? Yaps Judulnya Terhebat dari Coboy Junior, dan Saturday Morning menyapa anda kali ini di awal dengan sebuah lirik lagu yang sedari tadi terngiang-ngiang di otak saya. Kalau mau dengar coba deh buka di youtube, asyik lagunya bro and sis!
Sebenarnya bukan tanpa alasan saya menulis lirik tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa hari terakhir atau persisnya seminggu yang lalu, hari sabtu tanggal 03 Oktober 2020 para mahasiswa dan mahasiswi kebanggaan saya di kampus Politeknik Tonggak Equator menjalani Yudisium yang dilakukan via online. Bahagia dan euforia sudah pasti tak dapat dipungkiri.Â
Kesimpulan awal ini dapat kita lihat dari story instagram mahasiswa/i sekalian yang menuliskan hashtag #yudisiumonline, #wisudaonline, #angkatan corona dan sebagainya. Walaupun ada kebahagiaan, rasa sedih dan haru sudah pasti sedikit banyak mempengaruhi rasa yang ada hari itu.Â
Ada yang berencana mau lanjut S2, ada sudah ancang-ancang visa untuk mengadu nasib ke Aussie(baca:australia), ada yang berencana untuk menikah, ada yang mau mengadu nasib ke ibukota negara untuk bekerja, dan ada juga yang berencana untuk lanjut ke luar negeri untuk sekolah lagi. Semua Harapan yang disampaikan sangat baik dan tentu saya sebagai dosen yang diceritakan akan sangat senang mendengar optimisme mereka setahun yang lalu.
Namun harapan tinggalah harapan, badai corona atau covid-19 yang menguncang tanah air sejak medio bulan maret membuat mereka harus sementara mengendurkan rencana-rencana setahun yang lalu. Walaupun tidak sedikit juga yang tetap melanjutkan rencana tersebut. Seribu pertanyaan muncul, bahkan ada seorang mahasiswa yang kemudian berbincang sehabis yudisium via dm Instagram menyampaikan bahwa dia sangat kebingungan akan apa yang akan ia lakukan. Ia terlanjur keluar dari tempat kerjanya atau lebih tepatnya terkena PHK dan bingung atas apa langkah yang harus ia lakukan kelak.Â
Tidak ada rumus formula yang jitu, kalau saya pun secara pribadi menyampaikan kepadanya bahwa "Andalah pemegang kunci atas hidupmu, maka langkah yang tepat adalah tanyalah dirimu, mau kemana langkah selanjutnya". Karena kadang kala saya berpikir mungkin dengan adanya corona ini ada hikmah nya juga karena terkadang ada beberapa hal yang harus dilepaskan dalam hidup kita agar bisa fokus kepada suatu hal.Â
Maka daripada itu saya menyampaikan, selama kamu tahu fokusmu adalah berada di jalur yang benar, teruslah berjalan menuju tujuan tersebut. Sekalipun banyak hal yang harus direlakan, it's okay, yang penting kamu bisa fokus sampai tujuanmu.
Maka setelah mendengar angkatan-angkatan corona, saya mencoba untuk merangkum ceritanya dan mencoba membuat konklusi atas cerita-cerita yang muncul seminggu kebelakang ini. Maka daripada itu pula judul tulisan ini saya beri judul " berkhidmat angkatan corona". Berkhidmat itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti menyajikan, berbakti, berdedikasi.Â
Makna Menyajikan di sini adalah menujukkan bahwa pada hari ini kita telah mendapatkan sekian persen angkatan corona yang bisa kita katakan cukup survive dijadikan kelinci percobaan disana dan sini. Tapi bagi saya itu hal yang bagus, anda sudah ditempa sejak dini menghadapi kondisi seperti itu.