Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apakah Kita Bisa Melawan Kemajuan Teknologi?

1 April 2019   05:30 Diperbarui: 1 April 2019   21:48 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca "Belajar dari Pertarungan Amazon dan Walmart"

Korea Utara

Apakah Korea Utara tidak memanfaatkan kemajuan teknologi? Jawabannya adalah memanfaatkan. Cuma yang membedakan adalah akses terhadap teknologi dibatasi kepada elit dan tim. Sehingga rakyat biasa tidak bisa memanfaatkannya.

Ada kecurigaan tim retas Korut berada di balik serangan terhadap bank sentral Bangladesh tahun 2016 menurut FBI. Bank sentral Bangladesh kehilangan dana sebesar USD 1 miliar. Sebuah kecurigaan yang bisa saja benar, karena Korut membutuhkan akses devisa asing, sedangkan akses ini terbatas akibat sanksi yang diberikan oleh PBB.

Korea Utara juga memanfaatkan teknologi lain termasuk teknologi nuklir agar bisa melawan tekanan pemerintah negara lain.

Investasi Asing di Usaha Rintisan Indonesia

Tokopedia, Gojek, Traveloka dan Bukalapak adalah usaha rintisan Indonesia yang memperoleh gelar Unicorn karena valuasinya menembus USD 1 miliar atau sekitar 14 triliun rupiah. Valuasi usaha rintisan bukan dihitung dari penghasilan ataupun aset tetapi dihitung dari investasi yang dibenamkan oleh investor.

Kata kunci adalah investasi jadi bukan pinjaman. Entitas yang melakukan investasi, tentunya berharap untung. Keuntungan ini baru bisa direalisasikan ketika perusahaan dijual ataupun ketika perusahaan melakukan go public atau menjual saham kepada masyarakat umum.

Ketika perusahaan go public, dana dari penjualan saham tentu saja akan masuk kembali ke perusahaan. Biasanya akan digunakan untuk mengembangkan usaha di negara tempat perusahaan berada yaitu Indonesia. Jadi modal ini tidak akan lari dari Indonesia

Baca lebih lengkap "Mengapa Unicorn Butuh Modal Asing?"

Menggunakan Teknologi Lama

Contoh paling aktual adalah Ditjen Pajak yang kesulitan untuk melakukan pengawasan dan penindakan. Jumlah karyawan Ditjen Pajak adalah sekitar 45 ribu orang termasuk pejabat tingkat tinggi. Sedangkan target SPT tahun ini adalah sekitar 15 juta.

Bayangkan 45 ribu orang harus mengecek 15 juta SPT. Berarti satu orang harus mengecek 333,3 SPT. Mau berapa lama selesai? Karena harus dibandingkan dengan data lain seperti data sertifikat tanah, cicilan mobil, cicilan rumah, saham jika ada, asuransi dan data lainnya termasuk penghasilan yang dilaporkan perusahaan.

Tetapi jika menggunakan analisa otomatis seperti yang sedang dalam tahap pengadaan oleh Ditjen Pajak. Karyawan ditjen Pajak hanya perlu fokus ke SPT yang ada keanehan atau mencurigakan. Sehingga mudah untuk melakukan pengawasan dan penindakan dalam rangka meningkatkan rasio pajak.

Apakah Kita Bisa Melawan Kemajuan Teknologi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun