Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Inkonsistensi Prabowo dalam Debat Capres Pertama 2019

19 Januari 2019   09:33 Diperbarui: 29 Januari 2019   11:09 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan umum sudah semakin dekat. Pemilihan umum 2019 adalah yang pertama kali menggabungkan pemilihan presiden dan legislatif. Debat Capres pertama kemarin tanggal 17 Januari 2019 adalah salah satu yang ditunggu.

Bagi pemilih yang belum menentukan pilihan acara debat bisa jadi adalah cara untuk lebih banyak mendapatkan informasi tentang calon presiden dan wakil presiden. Ada yang mengatakan debat pertama ini kurang menarik dan ada juga yang mengatakan bahwa belum menyentuh esensi materi debat.

Bagi saya yang paling menarik perhatian adalah masalah inkonsistensi Prabowo terhadap beberapa isu dan rekam jejak yang tercatat dalam benak saya.

Korupsi

Pada sebuah kesempatan di Singapura Prabowo sempat mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mencapai stadium empat. Mungkin yang dimaksud oleh beliau adalah korupsi di Indonesia sudah mirip kanker stadium empat yang menurut pengertian saya hampir tidak mungkin atau sulit sekali disembuhkan.

Di sisi lain Gerindra masih banyak mencalonkan caleg eks koruptor, yang memang belum dilarang secara hukum. Yang membuat saya tersentak adalah pernyataan ini

"Kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum dan kalau memang hukum mengizinkan, kalau dia masih bisa dan rakyat menghendaki dia karena dia mempunyai kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya juga nggak seberapa, mungkin dia...," kata Prabowo menjawab pernyataan Jokowi soal eks napi koruptor yang jadi caleg Gerindra.

Dalam berita yang sama Waketum Gerindra Sufmi Dasco mencoba menjelaskan bahwa "Maksud Pak Prabowo itu yang tak seberapa itu orang. Orang yang dicalonkan di Gerindra, itu kan nggak seberapa," katanya. Detik.com

Kepada yang terhormat Pak Prabowo, buat saya dan saya yakin sebagian besar rakyat Indonesia, korupsi Satu Rupiah saja sudah menusuk hati rakyat. Rakyat pembayar pajak yang seharusnya digunakan untuk membangun Indonesia.

Eks koruptor bisa saja ada yang sudah tobat. Namun ada suatu cerita bahwa bagi maling kecil, masuk ke penjara adalah bagai ke sekolah lanjutan. Belajar dari maling senior tentang cara mencuri yang lebih canggih.

Apakah ini tidak terjadi pada koruptor?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun