Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money

"Frugal Innovation", Inovasi Cerdas Tanpa Mengurangi Kualitas

24 November 2017   11:17 Diperbarui: 24 November 2017   11:42 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (https://www.ted.com)

Di negara berkembang seperti Indonesia, kemampuan orang untuk membeli sesuatu yang walau dibutuhkan seringkali terbatas. Misalnya dalam memperbaiki kendaraan, seringkali onderdil yang harus diganti akhirnya "diakali" agar tidak perlu beli yang baru.

Sebuah pengalaman pribadi, AC di rumah ternyata "indoor" nya bocor. Jika di luar negeri jarang sekali ada orang yang mau memperbaikinya. Solusi ganti baru!

Tetapi saya menemukan orang yang bisa memperbaiki dengan biaya hanya sekitar 25% dari ganti AC baru. Lumayan bisa memperpanjang umur AC sekitar 2 tahun lagi.

Inilah yang menurut pendapat saya adalah "Frugal Innovation". Kata "Frugal" sendiri menurut Google bisa diartikan sebagai hemat.

Dalam sebuah artikel yang berjudul "Frugal Innovation : A New Business Paradigm"yang tayang di Knowledge.insead.edu definisi "Frugal Innovation" adalah kemampuan untuk membuahkan lebih banyak bisnis dan nilai sosial tetapi di sisi lain mengurangi pemakaian sumber daya yang semakin sulit didapatkan. Inovasi ini berkaitan erat dengan pemecahan masalah bagaimana menerapkan paradoks melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit sumber daya.

Dalam inovasi biasanya pendekatan yang dilakukan adalah mencari sebuah solusi atau mencari cara baru. Setelah itu kemudian mengumpulkan sumber daya untuk dapat mewujudkannya. Jadi tidak ada pembatasan tentang bagaimana solusi tersebut.

"Frugal Innovation" menurut saya melakukan pendekatan yang berbeda. Pembatasan ada bagaimana membuat solusi yang mampu dibayar oleh orang pada umumnya. Bukan orang yang mampu membayar mahal untuk menjadi pengguna pertama sebuah inovasi.

Di kancah otomotif mungkin Datsun bisa dibilang melakukan "Frugal Innovation" dengan menciptakan mobil dengan fungsi dasar sehingga harganya cukup murah bagi sebagian orang. Sebagai solusi bagi pengendara motor yang penghasilannya naik sehingga bisa membeli mobil.

Perusahaan yang menurut saya sangat berhasil melakukan "Frugal Innovation" adalah Xiaomi. Bagaimana Xiaomi pada awalnya hanya mengandalkan penjualan online yang ditunjang dengan produk yang berkualitas dan "Public Relation" yang sangat kuat sehingga bisa terjual banyak.

Mahalnya harga sebuah ponsel adalah karena merek yang ditempelkan bukan karena teknologi yang mahal. Menurut Zdnet.com harga pembuatan sebuah Iphone X adalah USD 370,25 dijual seharga USD 999 di Amerika Serikat sedangkan Samsung Galaxy S8 modalnya sekitar USD 302 dijual seharga USD 720.

Membuat merek menjadi terkenal membutuhkan biaya promosi yang sangat besar sehingga sebenarnya konsumen membayar mahal untuk membiayai promosi tersebut. Xiaomi mengurangi biaya tersebut dan bisa menjual ponsel dengan spesifikasi mumpuni dengan harga yang relatif murah. Jauh lebih murah dibandingkan merek yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun