Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money

Cost Effective, Antara Pelit dan Hemat

17 Mei 2017   07:09 Diperbarui: 17 Mei 2017   09:02 4931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Ris.World)

Dalam keseharian, kita selalu akan mengeluarkan biaya. Biaya transport, biaya makan, biaya anak sekolah, biaya kesehatan dan lainnya.

Seringkali kita berusaha untuk melakukan penghematan agar kita bisa menabung ataupun untuk memenuhi kebutuhan lain misalnya membayar cicilan kredit. Batas antara pelit dan hemat, memang sangat tipis terkadang kita berusaha hemat malah jadinya pelit.

Arti Cost Effective (biaya yang efektif) menurut Cambridge dictionary online adalah menghasilkan yang terbaik dengan nilai uang tertentu. Misalnya kita membutuhkan smartphone baru, apakah kita perlu membeli smartphone dengan merek yang paling top? Samsung, padahal jika kita bandingkan Oppo mempunyai spesifikasi yang mirip tetapi harga lebih murah 30% (hanya ilustrasi)

Dalam pengelolaan keuangan , biaya yang efektif seringkali tertukar dengan efisiensi biaya. Menurut pendapat saya pengelolaan keuangan dengan metode efisiensi biaya adalah mengurangi semua biaya tanpa terkecuali. Sedangkan pengelolaan dengan metode biaya yang efektif adalah mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu.

Sebagai contoh, untuk dapat bekerja dengan baik kita membutuhkan makanan yang bergizi, pos biaya makan sebaiknya tidak dikurangi dalam pengelolaan keuangan keluarga. Jika harus dikurangi, yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti menu yang juga bergizi tetapi lebih murah. Daging sapi diganti dengan daging kerbau, membuat menu ikan, membuat menu tempe  dan lainnya.

Jika biaya untuk membeli makanan bergizi kita kurangi habis-habisan, bisa terjadi kesehatan kita akan terganggu. Akibatnya tidak bisa bekerja dengan baik , padahal hal ini bisa menyebabkan penghasilan terganggu.

Di sisi lain, belum tentu membeli barang mahal adalah pemborosan. Misalnya perusahaan membutuhkan genset dan berusaha mencari yang termurah padahal jika rusak perawatannya akan lebih sulit dan mahal karena spare part nya sulit ditemukan, akhirnya produksi terganggu. Jika perusahaan membeli genset yang bagus (bukan yang termahal) dan paling sesuai dengan kebutuhan serta dengan jaminan after sales service yang baik. Produksi akan lancar dan penjualan bisa optimal.

Dalam memilih biaya yang harus dikurangi, terkadang kita terpengaruh dengan gengsi. Mati-matian sampai melakukan puasa Senin Kamis demi motor yang mahal padahal kebutuhan kita hanya alat transportasi. Atau tidak makan demi ngopi di mall.

Perusahaan juga sering salah kaprah, memotong biaya habis-habisan yang pada akhirnya menyebabkan produksi atau pekerjaan terganggu. Perawatan kendaraan ditekan habis, sedangkan perusahaan bergerak di bidang transportasi. Bukannya jika kendaaran mogok atau kecelakaan, perusahaan juga celaka?

Dalam pengelolaan keuangan, perlu direnungkan lagi apakah ini pelit atau hemat? Apakah ini biaya yang diperlukan atau pemborosan?

Salam

Hanya sekedar berbagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun