Mohon tunggu...
romensy augustino
romensy augustino Mohon Tunggu... Jurnalis - bermanfaat

Mahasiswa Etnomusikologi, suka banget sama Anime Slam Dunk. Sering sarapan Bubur Ayam dan suka sekali makan mie ayam

Selanjutnya

Tutup

Music

Musik Diplomasi "Penolakan Atas Teror"

10 Juni 2018   15:17 Diperbarui: 10 Juni 2018   15:19 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tinggal menghitung hari lagi bulan ramdhan akan beralih menjadi bulan syawal. Kue-kue lebaran telah banyak terpajang di pasar-pasar modren. Terminal-terminal transportasi juga sudah mulai sesak dengan calon-calon pemudik. Tunjangan Hari Raya tidak ketinggalan sebagai hal yang membuat orang-orang tersenyum.

Terlepas dari segala kesibukan mempersiapkan lebaran yang kita lakukan hari ini, Isu terorisme dan radikalisme masih gencar menggoyang gendang-gendang telinga masyarakat Indonesia. Pasalnya, sebelum masuk Bulan Ramadhan aksi teror kembali terjadi. Dalam tempo satu minggu (tanggal 8-14 Mei 2018) beberapa wilayah di pulau jawa diteror. Mulai dari kerusuhan Mako Brimob Depok hingga bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya.

Pasca teror, banyak kejadian-kejadian yang menjadi sorotan semisal, #kamitidaktakut yang viral di twitter, hingga isu dikriminasi yang menimpa perempuan-perempuan yang memakai cadar. Kejadian ini memberi pertanda bahwa teror memberi dampak buruk. Bukan hanya korban luka-luka atau meninggal, serta kerusakan gedung, tetapi meluas dan menyerang sisi-sisi psikologis setiap orang. Masyarakat menjadi was-was atas keselematan mereka, hingga mungkin berdampak pada prasangka buruk terhadap komunitas tertentu.

Dampak teror paling nyata telah dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestine. Setiap tahun masyarakatnya menerima berbagai teror. Yang terbaru adalah pengumuman oleh presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Ibu Kota Negara Israel adalah Yerusallem pada 6 Desember 2017. Sontak hal ini mendapat kecaman dari seluruh masyarakat dunia.

Mendekati Bulan Ramadhan di sekitaran bulan Mei 2018. Zain, salah satu kelompok telekomunikasi Kuwait merillis sebuah video iklan berjudul "Mr. President". Bertema Bulan Ramadhan, video ini menceritakan kisah seorang anak yang memohon kepada pemimpin-pemimpin negara adidaya. Aktor-aktor yang memerankan Donald Trump, Vladimir Putin, Angela Marker, Justin Trudeau, Hingga Kim Jong Un diajak oleh sang anak menyaksikan derita yang ia alami.

Gambar-gambar bergerak memvisualisasikan keadaan yang dialami oleh para korban terorisme. Lagu "Mr. President" yang melatarbelakangi gambar-gambar begerak itu menambah kesan miris. Suara anak yang menjadi vokal membuat kita akan bergerak mengelus dada dengan rasa iba. Motif-motif musik dari suara instrumen pun telah merepresentasikan darimana si anak berasal. Sementara lirik-lirik lagu semisal, "Tiap ku pejamkan mata, ku dengar ledakan", kemudian "lagu menjadi tangisan, mainanku turut berdarah", adalah akibat nyata atas aksi tindakan terorisme.

Anak-anak tidaklah seharusnya menyaksikan pembunuhan, mendengarkan suara dentuman bom, dan suara jatuhnya peluru-peluru yang terlontar dari senapan. Dunia mereka bukanlah dunia peperangan, melainkan dunia permainan yang imajiner. Mereka akan bergaul dengan siapa saja yang mereka temui, tanpa kemudian memikirkan, "apa manfaat saya bergaul dengan dia?".

Ruang yang berada jauh tak membuat kita buta terhadap peristiwa-peristiwa kemanusiaan. "Mr. President", memberikan kita banyak pelajaran tentang teror. Teror, erat kaitannya dengan politik kekuasaan dan nafsu kekuatan-kekuatan super power menguasai wilayah-wilayah yang mereka kehendaki. Dan dari "Mr. President" kita juga belajar bahwa menyerukan perdamaian tidaklah harus dilakukan dengan cara-cara yang radikal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun