Mohon tunggu...
Rio Rio
Rio Rio Mohon Tunggu... Administrasi - Hehehe

Words kill, words give life, They're either poison or fruits- You choose. Proverbs 18:21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kuwait - Filipina Tegang: Duterte Pejuang atau Pelanggar HAM?

14 Februari 2018   15:30 Diperbarui: 14 Februari 2018   19:28 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh: http://www.dw.com

Presiden Filipina Rodigro Duterte dengan lantang mempertanyakan kebudayaan negara Kuwait pasca kematian Tenaga kerja Filipina yang bekerja disana. Seperti yang dilansir dalam artikel kompas.com  Pemerintah Filipina telah  memberlakukan larangan total untuk pengiriman tenaga kerjanya ke Kuwait akibat banyaknya kasus yang menyebabkan warga negaranya meninggal dunia. Duterte juga dianggap menuduh para pengusaha Arab telah secara berkala melecehkan tenaga kerja perempuan Filipina dan memaksa mereka bekerja hingga 21 jam perhari tanpa memberi makan yan cukup. Karena hal tersebut, Duterte menyakini bahwa kematian 4 wanita warga Negara Filipina dalam beberapa bulan ini terkait dengan cara kerja di Kuwait.

Antara Arab, Tenaga Kerja, dan Pelecehan Seksual

Tenaga kerja sektor informal (pekerja rumah tangga) memang masih menjadi andalan untuk mengisi pundi-pundi negara. Layaknya di Filipina, Indonesia juga memiliki permasalahan yang sama tentang perlindungan tenaga kerja di luar negeri. Tindakan kekerasan, pelecehan seksual, sampai dengan kematian Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri sangat sering terjadi juga pada tenaga kerja Indonesia, terlebih pada tenaga kerja yang bertempat negara-negara Arab.

Indonesia sendiri sempat memberlakukan moratorium pengiriman TKW ke-21 negara di Timur Tengah, walaupu hal ini memang diakui sebagai respon atas TKW yang pergi ke Timur Tengah secara Illegal sehingga sangat susah bagi pemerintah untuk dilakukan kontrol jika terjadi sesuatu, seperti yang dilansir Kompas.com.

Secara umum Indonesia yang memilih untuk melakukan moratorium TKW ke Negara-negara Timur tengah seperti negara Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, Lebanon, Libya dan Pakistan, juga didasari atas kekerasan yang terus terjadi kepada TKW di Negara tersebut. Merujuk pada  Viva.co.id dikatakan pada tahun 2009, kasus kekerasan terhadap TKW kewarganegaraan Indonesia  di Timur Tengah,  menempatkan Arab Saudi sebagai Negara kedua dengan jumlah kekerasan terbanyak sebesar 1.048 korban dan Yordania pada urutan ketiga dengan jumlah korban sebesar 1.004. Sementara untuk kasus kematian TKW Indonesia, Arab Saudi menempati peringkat 2 dengan angka kematian 221 orang.

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan Filipina mempunyai masalah yang sama terhadap apa yang sedang dihadapi para Tenaga kerja di Negara-Negara Timur Tengah, tetapi jika dilihat dari cara penanggulangannya maka Filipina dibawah Duterte terkesan jauh lebih berani dan frontal untuk menghakimi Negara Arab selaku "customer-nya" dalam hal penyediaan tenaga kerja. 

Duterte sama sekali tidak terlihat gentar, jika Kuwait berpotensi untuk memutuskan hubungan kerjasama dalam bidang ekonomi maupun bidang lainnya, Ia tetap menuding bahwa Kuwait sebagai Negara yang kejam. Sementara Indonesia,yang memiliki jumlah angka kematian sebesar 221 orang, masih memilih untuk menggunakan cara diplomatis yang bertujuan untuk tetap menjaga hubungan baik antar Negara.

Duterte Pejuang HAM?

Dalam pandangan dewan PBB, Dueterte menjadi kandidat pelanggar HAM berat pasca ia membuat kebijakan tembak mati bagi para Bandar narkoba di Filipina. Nama Duterte semakin melambung saat ia menggeser peran polisi dalam memberantas kartel narkoba di Filipina walaupun saat itu, polisi Filipiia mengklaim telah membunuh lebih dari 3.850 orang dalam operasi anti-narkoba sejak Duerte berkuasa.

Duterte tak ambil pusing ditengah kecaman dunia internasional tentang pelanggaran HAM yang ia lakukan, menurutnya langkah memerangi narkoba dengna tembak mati adalah cara paling efektif untuk menyelamatkan generasi muda di Filipina kedepan.

Perilaku Duterte dalam operasi anti-narkoba dilihat pengamat HAM nasional maupun internasional sebagai tindak kebrutalan modern, tetapi ketika ia membela Warga Negaranya yang mengalami tindakan kekerasan hingga menyebabkan kematian di Kuwait, tidak ada satu pun para penggiat HAM yang lantang mengatakan bahwa Negara Timur Tengah melanggar HAM dan Duterte sedang memperjuangkan keadilan HAM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun