Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjawab Keraguan Vaksinasi

7 Januari 2021   12:20 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:28 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay

Pemerintah sudah menganggarkan vaksinasi, menembus 74 triliun. Angka yang besar, demi keselamatan warganya. Vaksin Covid-19 sudah dibagi dan dikirim ke berbagai daerah. Vaksinasi direncanakan dimulai pekan depan, 13 Januari 2021.

Sebagai kepala Negara, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan siap, disuntik vaksin Covid-19. Sebagai tanda dimulainya vaksinasi nasional. Kesiapan Presiden memberikan keyakinan, bahwa vaksi aman untuk digunakan. Sekaligus, menjawab saran politisi PAN, supaya Presiden harus yang pertama disuntik vaksin.

Adalah Fadli Zon, politisi dan anggota DPR RI Partai Gerindra yang mempertanyakan vaksin jenis Sinovac, sudah final atau masih uji coba.

Sementara, meskipun sebelumnya, PAN mendukung pemberian vaksin secara gratis, juga mendorong BPOM untuk tetap independen dalam menetapkan izin edar vaksin.

Kesediaan Presiden Joko Widodo yang disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, hemat saya, sebuah teladan yang patut dicontohkan, baik oleh pejabat maupun anggota DPR. Besar harapan, setelah Presiden, diikuti oleh para Menteri dan para kepala daerah.

Tidak hanya itu, demi memastikan keselamatan warganya, Presiden tetap mengingatkan pentingnya kehati-hatian penggunaan vaksin berbasis data dan riset keilmuan. Hal ini demi meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksi. Biar masyarakati tidak ragu.

Survei Kompas Desember 2020, mengatakan, 64,3 persen merespon positif terhadap penggunaan vaksin Covid-19. Namun hanya 55,4 persen yang bersedia untuk divaksin. Ini seperti, orang sakit ingin sembuh, tapi tidak mau pergi ke dokter dan tidak mau minum obat.

Segala cara telah dan harus ditempuh oleh Pemerintah agar masyarakat bersedia divaksin.

MUI telah menuntaskan audit lapangan pada vaksin Covid-19 produk Sinovac. Kita menunggu hasil audit MUI, apakah vaksin ini, halal atau tidak. Cara ini bagian dari membangun kepercayaan publik akan keamanan penyuntikan vaksin terhadap nyawa manusia.

Akhirnya, seiring vaksinasi, Pemerintah tetap membagikan pengalaman-pengalaman terbaik dari negara lain yang sudah melakukan vaksinasi. Sebab, Inggris dan Israel, yang katanya sudah melakukannya, belum kita dengar perkembangan mujarabnya vaksin ini.

Selebihnya, tetap kita menanti pernyataan BPOM dan para pakar/ahli untuk mengatakan vaksin aman, berkekuatan riset ilmiah. Sekiranya, akan menjawab keraguan publik terhadap vaksin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun