Mohon tunggu...
FAHRURIZAL
FAHRURIZAL Mohon Tunggu... Jurnalis - Perawakan Sedang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pakai kacamata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

From Papua with Love

17 Mei 2019   14:47 Diperbarui: 17 Mei 2019   14:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta -- Perpustakaan Nasional menyelenggarakan pameran foto dan talk show 13 Mei hingga 24 Mei 2019.

Talk show Kamis, (16/05/2019) mengangkat tema  Penjaga Peradaban" Dari Polri Untuk Papua". Hadir sebagai pembicara, Prof (Ris)Hermawan "Kikiek" Sulistyo,MA,Ph.D,Apu Penasehat Kapolri, Dr.Adriana Elizabetth M.Soc (LIPI), Ambassador Dr.HC.Luthfi Rauf, M.A (Polhukam) serta Oscar Motulah (Fotografer).

"Sangat penting bagi kita bagaimana menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Di Papua kita harus melakukan pendekatan holistik. Pendekatan dengan cinta yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang setara dengan daerah lain bahkan lebih. Itulah yang kini dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah beritikad baik membangun Papua  dengan membangun sarana dan prasarana serta seyogyanya menyelesaikan konflik dengan Cinta dan bukan dengan kekerasan semata," tutur Luthfi Rauf.

"Pendekatan melalui budaya sangat diperlukan juga mengingat muara permasalahan biasanya terjadi di desa. Perbedaan persepsi bisa menimbulkan konflik. Masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman keras juga bisa menimbulkan kekacauan saat mabuk, kemudian pendidikan yang rendah. Aparat keamanan Polri/ TNI masih ditakuti oleh sebagian masyarakat Papua di pedalaman. Jika melihat seragam atau mobil dinas polisi mereka melarikan diri. Disinilah tugas Polisi/ TNI untuk sosialisasi pada masyarakat bahwa mereka hadir di tengah- tengah masyarakat untuk membantu mengamankan jika terjadi konflik," imbuh Luthfi.

Dr.  Adriana Elizabet dari LIPI juga mengatakan, konflik yang terjadi di Papua akibat marginalisasi, diskriminasi, pembangunan yang belum merata, adanya pelanggaran HAM serta Ideologi. Kehadiran aparat di Papua harus memperkuat tim cyber untuk menangkal berita- berita hoax serta dialog. Menjelaskan berbagai fakta. Dari segi politik masyarakat Papua kini memiliki kesadaran yang meningkat saat Pilpres . Karena terbukti 95% masyarakat menggunakan hak pilihnya di TPS.

Setelah acara diskusi selesai dilanjutkan dengan buka bersama. Selain makanan nasional ditampilkan pula makanan tradisional khas Papua yang dimasak oleh Chef asli Papua Charles Toto. Charles Toto atau nama bekennya Chato telah berkeliling dunia memperkenalkan kuliner Papua yang nyaris tanpa bumbu. Masakan biasanya menggunakan bambu sebagai wadah untuk meletakkan makanan kemudian dibakar.

Adapula yang diletakkan di atas batu panas yang telah dibakar, dan ada dimasak di tanah dengan membuat lubang. Cara masak yang unik inilah yang membuat dunia internasional kagum dengan kuliner papua. Sebagai hidangan penutup chef Chato menghidangkan sukun masak santan, bunga kecombrang yang dibungkus dengan daun talas kemudian dikukus serta teh dari daun sukun yang dikeringkan. Adapula garam hitam yang khas terbuat dari pelepah Nipah yang menambah cita rasa kuliner Papua yang unik.
(fri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun