Â
Dalam upaya mengakselerasikan implementasi pembangunan dan mengatasi masalah pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya, Plt Bupati, Drs. Ndara Tanggu Kaha, melaksanakan koordinasi dengan dua perguruan tinggi (PT) negeri ternama di Yogyakarta, pada 9 Mei 2018. Kedua PT dimaksud yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).P
lt Bupati SBD didampingi oleh Kepala Bapelitbangda, Ir. Yohanes Oktavianus, MM, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wensislaus Sedan, SPd, M.Si, serta tokoh masyarakat Sumba, Sophia Adriana, SH, CN. Koordinasi ini difasilitasi oleh Drs. Sudibyo, SE, Msi, Koordinator Kemitraan Pusat Study Ekologi UGM.
Koordinasi tersebut, sebetulnya telah dijadwalkan pada Selasa, 8 Mei. Tapi karena pada hari itu, kedua PT tersebut sedang melaksanakan seleksi penerimaan calon mahasiswa baru tahun 2018, maka pelaksanaan koordinasi dimundurkan pada Rabu, 9 Mei.
 Rabu pagi, tepatnya pukul 09.00 WIB, Plt Bupati SBD diterima oleh Rektor UNY, Prof Dr Sutrisna Wibawa, MPd, di ruang sidang utama Rektorat. Rektor UNY didampingi oleh para dekan, ketua program studi, direktur pasca sarjana, dan para penjabat di lingkungan UNY, yang rata-rata bergelar profesor dan doktor.
Di hadapan Rektor dan para akademisi UNY, Ndara Tanggu, memaparkan kondisi umum Kabupaten Sumba Barat Daya, termasuk potensi pariwisatanya. Kemudian Ndara Tanggu menyajikan secara khusus data-data mengenai kondisi riil masalah pendidikan yang sedang dihadapi di SBD. "Kami di SBD sekarang ini mempunyai masalah serius di sektor pendidikan. Terutama berkaitan dengan guru. Kami mengalami kekurangan sekitar 3.000 guru," ungkap Ndara Tanggu.
"Masalah kekurangan guru yang kami alami, disebabkan oleh guru-guru yang ada telah memasuki masa pensiun. Di samping itu, Â terjadi peningkatan kebutuhan jumlah guru, sebagai akibat dari makin meningkatnya perkembangan jumlah penduduk, yang membawa konsekuensi makin meningkatnya jumlah murid dan sekolah-sekolah," jelas Ndara Tanggu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Ndara Tanggu, mau tidak mau kami menggunakan tenaga-tenaga lulusan perguruan tinggi dan juga SMA, yang sesungguhnya tidak berprofesi guru. "Bapak rektor dan bapak/ibu dosen, dapat membayangkan, seperti apa mutu SDM yang kami luluskan dari sekolah-sekolah kami. Oleh karena itu, kami mohon kepada bapak Rektor UNY dan seluruh jajarannya untuk untuk membantu mengatasi masalah pendidikan di SBD," tutur Ndara Tanggu mengakhiri pemaparan sekaligus sambutannya.
Respon UNY terhadap pemaparan masalah pendidikan di SBD tersebut, sangat positif. Rektor UNY, Prof Sutrisna Wibawa, dalam sambutannya mengatakan, masalah pendidikan di Indonesia merupakan urusan dan tanggung jawab kita bersama.