Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Bentuk dan Jenis Rumah Tradisional Orang Sumba

29 Maret 2018   09:57 Diperbarui: 29 Maret 2018   10:04 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali tidak banyak yang tahu atau tahu tapi lupa, bahwa tanggal 18 Maret yang lalu, adalah Hari Arsitek Nasional. Tanggal tersebut adalah hari besar nasional lho! Benarkah? Entahlah, tapi Bos Google mencatatnya begitu. Tidak percaya? Tanya saja ke beliau: Input Hari-Hari Besar Nasional? Pasti ditunjukkan. Hehehehehe!

Berkaitan dengan momentum Hari Arsitek Nasional tahun ini yang barusan lewat itu, kendati bukan seorang arsitek, saya ingin mengisahkan mengenai arsitek, mungkin lebih tepatnya konstruksi, rumah tradisional orang Sumba. Seperti apakah itu?

Mengangat topik mengenai rumah tradisional orang Sumba, bukan pekerjaan yang mudah. Membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam. Mengapa? Sepintas lalu memang kelihatannya sama, terutama dilihat dari bahan dasar atau material utamanya. Tapi sesungguhnya sangat berbeda baik bentuk, jenis, tempatnya, fungsi dan filosofisnya.

Melalui artikel ini, saya batasi dulu untuk membahas mengenai bahan dasar dan bentuk atau jenis rumah tradisional orang Sumba.

Bahan Dasar

Rumah tradisional orang Sumba berbahan dasar yaitu kayu, bambu, tali hutan, dan alang-alang. Kayu yang dipakai tentulah yang sudah tua dan kuat. Tidak bisa tidak harus sudah mempunyai teras. Kayu yang biasa dipakai untuk tiang, dalam bahasa ibu orang Sumba, khususnya suku Kodi, dikenal dengan nama Kadimbul (jenis bayam), Linnyo, Manera, Pola Mbangi, dan Lundongo. Kayu lain yang dipakai adalah kelapa, jati, dan mahoni. Bambu yang dipakai, umumnya yang banyak bukunya.

Tali hutan yang dipakai, dalam bahasa Kodi, yaitu kahi kara, paneta, dan lotoh (jenis rotan). Bisa juga menggunakan tali mandanu mete. Tentu tidak ada yang menggunakan tali rafiah atau nilon. Hehehehehe! Sedangkan alang-alang yang digunakan tentu yang sudah tua.

Jika bahan material dasar yang digunakan sudah cukup berumur dan terrawat, maka rumah tradisional yang dibangun akan bertahan lama. Bisa mencapai 30 -- 40 tahun. Khusus untuk atapnya, lebih tahan lama daripada seng. Boleh percaya atau tidak.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bentuk dan Jenis

Rumah tradisional orang Sumba berbentuk rumah panggung. Sebetulnya, rumah panggung juga ada di daerah lain di Indonesia. Namun bentuknya yang membedakan dengan daerah lain adalah rumah tradisional orang Sumba ada yang mempunyai menara (joglo) dan yang tidak bermenara.

Rumah berjoglo dalam bahasa Kodi disebut Umma Pangemba. Dikenal juga dengan istilah Umma Bokolo atau Umma Batangu. Rumah seperti ini adalah jenis rumah di Parona atau Paraingu atau Wanno Kalada. Desa adat atau kampung adat begitu. Oleh karena itu, rumah berjoglo, dikenal sebagai Umma Parona (rumah kampung adat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun