(Kisah ini adalah murni anekdot, untuk sekadar intermeso. Dari hati yang dalam, saya mohon maaf bagi yang kurang berkenan dengan anekdot ini)
Suatu hari, seekor anak babi yang cerdas, melontarkan pertanyaan menarik kepada induknya. "Ibu kenapa nama kita semuanya sama yaitu: BABI? Mengapa manusia namanya banyak. Mereka bagus. Nama mereka berbeda-beda. Unik dan indah-indah lagi. Ada Frans, ada Agus, ada Umbu, ada Rato, ada Kristin, dan lain-lain," tanya anak babi.
Pintar sekali anak babi itu. Sejak kapan ya, babi punya akal budi? Bisa bicara dan bertanya yang cerdas lagi? Ini babi benaran atau babi jadi-jadian ya. Bangsa siluman babi, kali? Hehehehehe ... .
Induk babi itu pun mengagumi kecerdasan anaknya itu. Untuk tidak mengecewakan anaknya, induk babi itu pun memutar otaknya, babi punya otak juga yeee ... . Artinya, induk babi tersebut berpikir keras, supaya dapat memberikan jawaban yang memuaskan kepada anaknya. Takut kalau kalah cerdas dari anaknya, kali? Hahahahaha ... !
"Kamu memang anak cerdas. Tidak pernah ada saudara-saudaramu yang bisa bertanya seperti ini. Mereka hanya tahu menyungkur dan berteriak-teriak, kwekkk ... kwekkk ... kwekkk, kalau sudah haus dan lapar. Mereka suka paksa minta menyusu. Gigit-gigit lagi susu ibu. Memangnya puting susu saya batu 'kah? Kadang-kadang saya marah betul," tutur induk babi mengawali jawabannya.
"Mereka bodoh sekali ya bu!" sela anak babi tersebut. Anak babi ini, lupa diri juga, karena dia pun seringkali menggigit susu ibunya, kalau sudah gemas.
"Kamu juga begitu ko!," kata ibunya. "Ahhh hanya sesekali saja juga to bu, masa ingat terus!" kilah anak babi manja. Manja nih yeeeee ... !
Kemudian induk babi tersebut kembali kepada inti pertanyaan anaknya tadi. "Tapi begini anak. Jangan kamu sedih dengan nama kita yang hanya satu. Manusia juga punya nama satu kalau sudah mati," jelas induk babi.
Anak babi  yang ingin segera tahu, tidak sabar lagi, lalu bertanya, "Apa nama mereka kalau sudah mati bu?"
"Mayat," ucap induk babi itu hampir tidak terdengar suaranya. "Apa?" tanya anak babi, karena suara ibu kurang jelas. "Mayat," kata ibunya dengan suara yang mulai kedengaran. "Apa," kata anak babi karena masih kurang jelas juga ditelinganya. "MAYAT !!!!!" teriak induk babi tegas.
"Ahhh ngeri bu. Takut. Bau lagi," tutur anak babi itu.