Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenalkan Anak dengan Bahasa Kedua

23 Maret 2021   11:40 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:29 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.motherandbaby.co.id

"Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri"- Pramoedya Ananta Toer 

Sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia untuk tahu dan menguasai bahasa persatuan kita, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi kita dapat dikatakan sebagai bahasa ibu. Merujuk kepada makna bahasa ibu, yaitu bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya. Dengan demikian, bahasa yang dimiliki oleh setiap daerah yang ada di Indonesia ini juga dapat dibilang sebagai bahasa ibu. 

Adanya bahasa pertama atau bahasa ibu, maka terdapat juga bahasa kedua. Bagaimana yang dimaksud dengan bahasa kedua ini? Mari simak uraian berikut!

Makna bahasa kedua menurut KBBI merupakan bahasa yang dikuasai oleh bahasawan bersama bahasa ibu pada masa awal hidupnya dan secara sosiokultural dianggap sebagai bahasa sendiri. Bahasa kedua juga dapat diartikan sebagai bahasa yang diperoleh seseorang selain bahasa pertama atau bahasa ibu dan seringkali digunakan untuk berbahasa sehari-hari sebagai bahasa lanjutan. 

Pengenalan bahasa kedua pada anak dikatakan penting untuk perkembangan bahasa anak kedepannya. Seperti contoh pada kurikulum pendidikan di Indonesia yang menyertakan mata pelajaran bahasa Inggris sebagai bentuk pengajaran bahasa kedua bagi peserta didik. Pembelajaran bahasa Inggris ini sudah dijumpai sejak anak duduk di bangku TK. Dengan demikian, kemampuan anak dalam berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris akan berkembang secara maksimal. 

Namun, tahukah teman-teman kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan bahasa kedua pada anak? Sebelumnya, kita sudah banyak menjumpai di kota-kota besar misalnya, sebuah lembaga kursus bahasa yang dibuka untuk kelas anak. English First atau EF merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Inggris  di Indonesia. Lembaga ini berdiri di Indonesia pada tahun 1986 yang sampai saat ini sudah lebih dari 30 tahun. Pada lembaga tersebut juga ditawarkan beberapa kelas mulai anak usia 3-6 tahun (small stars), 7-9 tahun (high flyers), 10-14 tahun (trailblazers), dan 15-18 tahun (frontunner). 

Baiklah kita kembali pada pembahasan mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan bahasa kedua pada anak? Pada dasarnya anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan masa di mana anak mengalami masa emas atau yang biasa disebut golden age. Pada rentang usia tersebut kecerdasan anak sedang berkembang dengan pesatnya. 

Sehingga pada usia sekitar 3 tahun anak dianggap mampu menguasai bahasa ibu. Selain itu, usia tersebut merupakan masa di mana perkembangan anak dalam hal berbahasa, berpikir, bertingkah laku, dan karakteristiknya sedang terbentuk dengan pesat. Hal ini seperti yang dikatakan seorang penulis dan jurnalis asal Amerika bernama Ronald Kotulak pada earlychildhoodnews.  Oleh karena itu, pengenalan bahasa kedua pada anak boleh dicoba sejak anak berusia dini. Kemudian pada laman motherandbaby seorang psikologi Dra. Mayke Tedjasaputra, M.Si dari Fakultas Psikologi UI menuturkan, bahwa usia tepat seorang anak bisa sekolah dwibahasa adalah tiga tahun. Di usia tersebut seorang anak yang tidak mempunyai gangguan perkembangan berbahasa umumnya sudah bicara dalam bahasa sosial atau bahasa sehari-hari. 

Melirik kehidupan yang sangat berkembang pesat dalam bidang ilmu dan teknologi saat ini, maka memperkenalkan serta mengajari anak bahasa kedua sejak dini dinilai sangat penting. Selain itu, bahasa kedua juga bermanfaat dalam perkembangan anak ke depannya. Seperti dilansir dari laman hellosehatsebuah penelitian yang dilakukan Harvard University membuahkan hasil bahwa belajar bahasa tambahan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan fleksibilitas pikiran pada anak. Selanjutnya mengajarkan bahasa dengan diulang-ulang juga mampu meningkatkan kekuatan otak dan ingatan anak. 

Pertahankan bahasa pertama, kuasai bahasa ibu, dan pelajari bahasa kedua

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun