Jakarta - Ibra Azhari yang awalnya dikenal sebagai bintang film, kemudian lebih populer karena kedekatannya dengan narkoba jenis sabu. Adik Ayu Azhari ini sampai empat kali ditangkap polisi karena kasus yang sama, yaitu mengkonsumsi sabu.
Pemilik nama asli Ibrahim Salahuddin ini pertama kali ditangkap polisi pada 2000 dan divonis dua tahun penjara. Berikutnya ditangkap lagi pada 2003 dan divonis 15 tahun penjara. Masih di dalam penjara pada 2005 ia tertangkap basah sedang mengonsumsi sabu, membuatnya dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan Nusakambangan. Selanjutnya pada 2013 ia ditangkap lagi dengan perkara sama. Terbaru Minggu dini hari, 22 Desember 2019, di rumahnya kawasan Pejaten, Pasar Minggu, sabu pula yang membuatnya ditangkap polisi.
Berikut fakta-fakta tentang sabu yang digemari Ibra Azhari
1. Narkoba jenis sabu-sabu atau sabu punya nama lain, yaitu metamfetamina atau metilamfetamina atau desoksiefedrin, kadang disingkat met.
2. Sisi positif sabu adalah sebagai obat psikostimulansia dan simpatomimetik untuk kasus parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.
3. Sisi negatif sabu adalah disalahgunakan sebagai narkotika. Ada yang menyebutnya narkoba, singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Ada pula yang menyebutnya Napza, singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Sabu adalah satu di antara jenis narkoba.
Sabu termasuk kelompok senyawa yang memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Dipakai berlebihan di luar dosis yang semestinya, bisa mengakibatkan kematian atau dipenjara seperti Ibra Azhari. Sabu yang populer adalah dalam bentuk crystal meth, berupa kristal yang dihisap lewat pipa.
4. Sabu ditemukan pada 1871 oleh ahli farmasi Jepang, Nagai Nagayoshi. Pada waktu itu ia sedang melakukan riset di Universitas Humboldt, Berlin.
5. Sabu digunakan dalam perang dunia ke-2, dikonsumsi para pasukan agar tetap terjaga saat peperangan.
6. Pilot Kamikaze Jepang menggunakan sabu untuk membantu mereka dalam misi bunuh diri. Caranya, dosis tertinggi diberikan kepada pilot tersebut dengan suntikan menjadi epidemis atau wabah.
7. Pada 1950-an, sabu diberikan dengan resep dokter untuk membantu diet dan melawan depresi. Digunakan mahasiswa, sopir truk, dan olahragawan sebagai stimulan tanpa resep dokter.
