Mohon tunggu...
Fithror Roby
Fithror Roby Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA

Pantang pulang sebelum SUKSES!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Relasi Islam dengan Pancasila

22 Mei 2019   16:06 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:43 3305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan salah satu mayoritas muslim terbanyak di dunia. Kemerdekaan Indonesia pun tidak bisa lepas juga dengan islam. Pada dasarnya, Islam dan Pancasila adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan sebab keduanya bertujuan untuk mewujudkan perdamaian di muka bumi. Indonesia harus mampu membentuk masyarakatnya dapat berbangsa tanpa merasa berdosa pada Tuhannya, demikian pula beragama tanpa mengkhianati bangsanya. Menjadikan agama untuk mengisi Pancasila agar tidak bertentangan dengan Tuhan. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Pancasila pun tidak ada yang bertentangan dengan Islam. Yakinlah bahwa Pancasila merupakan implementasi dari ajaran Islam. Jadi mengamalkan nilai-nilai Pancasila merupakan bagian dari ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam dan mengamalkan Islam sebagai bentuk pengabdian dan kesetiaan kepada bangsa Indonesia.

Kalau kita amati, kelima prinsip-prinsip Pancasila mempunyai makna yang sama dengan Islam yang terkandung dalam Alquran. Semua yang ada di dalam Pancasila pasti ada juga di dalam Alquran. Berikut ini beberapa ayat Alquran yang mempunyai makna yang sama dengan Pancasila :

Sila pertama Pancasila mempunyai makna yang sama dengan prinsip ajaran tauhid. Yaitu dalam ayat pertama, kedua dan ketiga surah Alfatihah. Istilah tauhid apabila di bahasa Indonesia kan adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Ketuhanan adalah prinsip semua agama. Dan prinsip keesaan Tuhan merupakan inti dari agama Islam yang di kenal dengan konsep tauhid. Dalam islam tauhid harus diyakini secara totalitas, sehingga tauhid tidak hanya beruwujud pada pengakuan dan pernyataan saja, tetapi harus di buktikan dengan tindakan yang nyata. Sila pertama sejalan bahkan menjadi kokoh dengan pengamalan tauhid dalam ajaran Islam. Inilah, yang menjadi pertimbangan Ki Bagus Hadi Kusumo, ketika ada usulan yang kuat untuk menghapus 7 kata "dengan kewajiban menjalankan  syariat Islam bagi pemeluknya", mengusulkan kata pengganti dengan"Yang Maha Esa". Dalam pandangan beliau Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tauhid bagi umat Islam. (Endang Saifuddin, 1981:41-44)

Sila kedua, mempunyai makna yang sama dengan  surah Al-Maidah ayat 8,

 "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil dekat dengan taqwa". Demikian pula konsep beradab dengan menegakkan etika dan akhlaq yang mulia yang menjadi misi utama Nabi Muhammad saw, "Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia".

Sila ketiga, Sila ketiga juga ada dalam alquran surah Al-Hujurat ayat 13,

 "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." Ayat ini sangat cocok dengan Indonesia yang memiliki banyak suku dan budaya.

Sila keempat, Sila ini juga terdapat dalam surah As-Syuro ayat 38,

 "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb-Nya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rejeki, yang kami berikan kepada mereka."

Sila kelima, Sila ini terdapat dalam surah An-Nahl ayat 90,

 "Sesungguhnya Allah menyuruh (manusia) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbeuatan keji, kemungkaran dan permusukhan. Dia memberi pengajaran kepadamu (manusia), agar kamu dapat mengambil pelajaran".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun