Mohon tunggu...
robenito
robenito Mohon Tunggu... Lainnya - free writer

Suka nulis, temanya bebas tergantung mood.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pelatihan Usaha Warung Kopi, Cocok Untuk Diikuti Prakerja

5 Juli 2020   19:15 Diperbarui: 5 Juli 2020   19:33 2877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengelola kedai kopi butuh keterampilan dan kepasitas mengelola (sumber foto : Bencoolen Coffee)

Program Kartu Prakerja yang diusung Pemerintah RI saat ini berada pada gelombang ke-IV pendaftaran. Ada sejumlah hal yang menjadi bahan evaluasi, antara lain mengenai anggaran pembiayaannya serta efektivitas kegiatan pelatihan bagi prakerja. 

Terlepas dari akan dihentikannya paket pelatihan prakerja (sumber : https://nasional.kompas.com/read/2020/07/02/13524401/manajemen-sebut-penghentian-paket-pelatihan-prakerja-masukan-dari-banyak ), namun sebenarnya kegiatan pengembangan kapasitas memang sangat diperlukan oleh siapa saja, termasuk peserta prakerja.

Sedangkan seorang manajer perusahaan saja masih mengikuti program pelatihan manajerial, bukan ?

Kembali pada soal pengembangan kapasitas, bukan hanya prakerja saja yang layak dan "seharusnya" mendapatkan pelatihan tetapi juga para pencari kerja. Apalagi melalui program pengembangan kapasitas tersedia banyak informasi tentang dunia kerja, dan bagaimana menciptakan berbagai peluang lapangan kerja dengan sumber daya dan potensi yang ada saat ini di Tanah Air.

Intinya, pengembangan kapasitas memang sebaiknya dijadikan program buat para pencari kerja agar memiliki kapasitas dan lebih siap mengarungi dunia kerja, serta bisa menciptakan lapangan kerja.

Peluang Usaha Kopi dan Warung Kopi

Di Indonesia, komoditi kopi punya nilai tawar tinggi. Bahkan di dunia kopi menjadi salah satu komoditi populer yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan, serta berpotensi menyerap tenaga kerja.

Tercatat bahwa Indonesia adalah negara kedua pengkonsumsi kopi terbesar di dunia setelah Brazil dengan menyumbang angka 4,55 juta ton kopi (ukuran 60kg) per tahun (menurut databoks.katadata.co.id).

Bahkan menurut hasil studi yang dirilis TOFFIN bersama Majalah MIX Marcomm pada awal tahun 2020, ada pertumbuhan yang signifikan terhadap berdiri dan berkembangnya gerai kopi di Indonesia, dari hanya 1000-an gerai di 2016 menjadi lebih dari 2.950 buah di 2020. Dan ini masih akan terus bertambah, karena data tersebut hanya menyebutkan gerai kopi dan jejaringnya di kota-kota besar saja.

Dengan fakta ini bisa diambil kesimpulan sementara bahwa kopi punya potensi besar untuk mendorong peningkatan ekonomi Indonesia, sekaligus juga mendorong meluasnya lapangan kerja baru melalui usaha warung kopi.

Saat ini kita bisa melihat bahwa warung kopi bertebaran hampir di seluruh pelosok negeri. Namun bila bicara kedai kopi kekinian, bisa dikatakan mungkin hanya terdapat di kota-kota besar saja. Warung kopi kekinian sekelas coffee shop didesain dengan kesan milenial, dimana didalamnya terdapat peralatan membuat kopi dan barista-barista terampil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun