*DOSEN ILMU HUKUM PROGRAM DOKTOR PASCA SARJANA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
*KETUA LBH GP ANSOR PROPINSI JAWA TIMUR
Isu bakal adanya kudeta terhadap Presiden Susilo Bambang Yudoyono (Laporan Utama halaman 34 Tempo Edisi 18-24 Maret 2013) kembali muncul bulan ini. …“Kabar yang beredar: upaya menjegal Presiden akan dilakukan lewat aksi besar-besaran pada tanggal 25 Maret 2013 mendatang. Yudoyono perlu ditumbangkan karena pemerintahannya mengecewakan. Untuk mewujudkan rencana itu, puluhan aktivis bekumpul di Cisarua, Bogor. Bahkan mereka sepakat membentuk Gerakan Majelis Kedaulatan Rakyat”.
Isu makar dan kudeta terhadap Presiden SBY juga disinggung Presiden Susilo Bambang Yudoyono dengan tujuh purnawirawan Jenderal, pada hari Rabo tanggal 13 Maret 2013. Ketujuh Jenderal yang diterima di Istana Presiden itu adalah Jend Purnawirawan Luhut Panjaitan, Jend Purnawirawan Subagyo HS, Jend Purnawirawan Fahcrur Rozi, Letnan Jenderal Purnawirawan Agus Widjojo, Letnan Jenderal Purnawirawan Johny Lumintang, Letnan Jenderal Purnawirawan Sumardi dan Letnan Jenderal Purnawirawan Suaidi Marasabessy, meraka semuanya alumnus Akademi amiliter 1970.
Penulis dengan sengaja tidak langsung menurunkan tulisan dengan tema kudeta ini dikarenakan penulis menunggu perkembangan lebih lanjut apakah benar-benar akan terjadi kudeta terhadap Presiden Sby pada tanggal 25 Maret nanti atau tidak terjadi. Sambil mengintip berita dari teman-teman aktivis baik aktivis mahasiswa maupun temen-teman di organisai sosial kemasyarakatan, maka baru pada tanggal 23 Maret malam ini penulis menurunkan tulisan dengan tema kudeta terhadap Presiden Sby. Setelah penulis yakin bahwa pada tanggal 25 Maret 2013 nanti tidak ada kudeta terhadap Presiden Sby, maka tulisan ini diturunkan
Penulis sebagai pendidik sekaligus sebagai aktivis dalam Gerakan Pemuda Ansor sangat merinding dan prihatin mendengar isu kudeta tersebut. Menurut hemat penulis dalam suksesi di Negara Republik Indonesia ini sangatlah merugikan rakyat Indonesia jika suksesi dilakukan dengan cara kudeta. Kudeta hanya akan merugikan rakyat dan mebuat rakyat semakin menderita. Pada saat ini rakyat sudah banyak menderita akibat kenaikan harga bawang, kenaikan harga daging dan kenaikan harga tarif dasar listrik. Alangkah lebih eloknya jika kekuatan komponen bangsa disatukan untuk mengatasi permasalahan bangsa terkait kesejahteraan dan kesehatan. Dengan bersatunya kekuatan kompenen bangsa dalam mengatasi permasalahan bangsa ini sehingga timbul senergi yang besar yang dapat diperuntukkan membangun Negara ini. Yang pada gilirannya apabila seluruh kekuatan komponen bangsa disatukan dan bersama-sama digunakan untuk membangun Negara, maka kemiskinan semakin berkurang dan kesejahteraan rakyat semakin meningkat.
Sikap Gerakan Pemuda Ansor dalam menanggapi isu tersebut sangat tegas. Gerakan Pemuda Ansor mendukung Pemerintahan yang sah dan berdasarkan Konstitusi. Siapapun yang memimpin Negara ini asalkan sesuai dengan Konstitusi maka Gerakan Pemuda Ansor akan mendukung dan membelanya demi cita-cita Bangsa Indonesia yakni Masyarakat Adil dan makmur. Dalam perjalanan sejarah Nasional Indonesia sudah terbukti bahwa Gerakan Pemuda Ansor ikut serta secara aktif merebut Kemerdekaan dari cengkeraman penjajah, Dalam masa kemerdekaan Gerakan Pemuda Ansor ikut serta secara aktif mempertahankan kemerdekaan dan juga ikut serta secara aktif membangun bangsa Indonesia demi tujuan nasional kita.
Apabila ada tindakan makar/kudeta terhadap kekuasaan Pemerintahan yang sah dan berdasarkan Konstitusi, maka kelompok tersebut akan langsung berhadapan dengan Gerakan Pemuda Ansor juga Banser. Gerakan Pemuda Ansor dan Banser bertekad menjaga NKRI. Bagi GP Ansor dan Banser NKRI adalah harga mati. Pemerintahan yang sah berdasarkan Konstitusi akan dibela oleh GP Ansor dan Banser.