Akal yang cerdas tanpa rohani yang kuat menyebabkan seorang siswa tersebut akan goyah keimanannya, mudah untuk diajak melakukan maksiat oleh teman seusianya. Rohani yang kuat tanpa dukungan jasmani yang sehat menyebabkan susah untuk beraktifitas pembelajaran karena siswa tersebut memiliki badan yang rentan sakit-sakitan. Hal itu yang selalu dikembangkan oleh para pendidik (notabane nya bukan orang yang beragama islam)
Para orang tua tersebut menyekolahkan anaknya di sekolah yang notabanenya bukan beragama islam (sekolah umat kristiani) bukan karena mereka menggangap sekolah islam itu tidak bagus atau tidak mumpuni tetapi, mereka menggangap sekolah umat kristiani lebih mengedepankan 3 aspek utamanya (aspek akal, rohani, dan jasmani)
Lembaga yang berbasis islam belum tentu menjamin dalam mengajarkan hal-hal syariat islam apalagi untuk mengajarkan 3 aspek penting (akal, rohani, dan jasmani)
Seperti contoh kasus ditahun 2022, ada beberapa lembaga pendidikan yang berbasis islam tetapi didalamnya tidak sesuai ajaran agama islam yang berpegang pada 3 aspek (akal, rohani, dan jasmani)
-kasus pelecehan seksual di sebuah lembaga pendidikan islam yang ada di daerah Bandung
-kasus pembullyan anak hingga tewas di salah satu lembaga pendidikan islam yang ada di daerah Jawa Timur
kasus-kasus tersebut menjadi bahan pertimbangan dan bahan pembelajaran untuk umat islam dalam mengembangkan dunia pendidikan islam untuk selalu menekankan pada 3 aspek utama pendidikan islam (akal, rohani, dan jasmani)
Pada zaman Rasulullah SAW, saat perang badar ada seorang tawanan perang (musuh Rasulullah SAW yang tertahan) dia mengajarkan baca tulis kepada umat muslim padahal tawanan tersebut bukan orang yang beragama islam. Hal tersebut dimintai Rasul sebagai syarat penebusan perang badar, karena pada saat itu literasi membaca dan menulis masih minim dikalangan umat muslim, sangatlah sedikit umat muslim yang bisa mengajarkan membaca dan menulis pada masa itu,
Dari kejadian tersebut kita sebagai umat muslim yang berakal bisa mengambil pelajaran, bahwasannya mencari ilmu itu tidak selalu kepada umat muslim, bisa kepada orang lain yang mempunyai wawasan lebih luas dari kita baik itu dari umat kristiani, budha, hindu, dll. Karena kita sebagai umat muslim yang cerdas bisa melihat dari kisah tersebut bahwasannya kisah tersebut bercerita
"Lihatlah apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan"
Jika yang disampaikannya baik dan bermanfaat bagi kehidupan kita maka ambilah manfaat tersebut, jika yang disampaikan kurang baik maka jangan kita bawa dalam kehidupan kita