Mohon tunggu...
Rizqi Fitri Naryanto
Rizqi Fitri Naryanto Mohon Tunggu... Dosen

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dukung SDGs 6 Untuk Air Bersih Tim Pengabdian UNNES Lakukan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Alat Penangkap Embun Menjadi Air

13 Agustus 2025   07:47 Diperbarui: 13 Agustus 2025   08:01 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monitoring Kinerja Alat Penangkap Embun

Pemalang – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang diketuai oleh Dr. Eng Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng., sukses melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Batursari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Program ini difokuskan pada inovasi teknologi sederhana berupa alat penangkap embun menjadi air bersih untuk membantu warga di wilayah rawan kekeringan.

Kegiatan dimulai dengan tahap perancangan alat menggunakan Computer Aided Design (CAD) untuk memastikan presisi dan kemudahan dalam proses pembuatan. Rangka awal dibuat dari besi yang dapat dirangkai, terdiri dari empat sisi atas dan empat sisi bawah sebagai penyangga paranet—material utama untuk menangkap embun.

Tim Pengabdian Bersama Warga Membuat Alat Penangkap Embun
Tim Pengabdian Bersama Warga Membuat Alat Penangkap Embun

                                                          

Dalam pelaksanaannya, tim melibatkan warga melalui ceramah, demonstrasi, dan praktik langsung di Kantor Kelurahan Batursari. Warga diperkenalkan pada proses pembuatan alat mulai dari perakitan rangka hingga pemasangan paranet. Beberapa alat berhasil dirakit bersama warga dan langsung diuji coba di lapangan.

Tahap berikutnya, tim mengembangkan alat penangkap embun berkapasitas lebih besar menggunakan rangka bambu dengan luas permukaan mencapai 24 m². Alat tersebut saat ini masih dalam tahap pemantauan hasil air yang dihasilkan. Kepala Desa Batursari menyampaikan bahwa meski produksi air masih terbatas karena faktor lingkungan, hasilnya sudah mulai dimanfaatkan masyarakat, terutama untuk keperluan pertanian.

Menurut Dr. Eng Rizqi Fitri Naryanto, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan teknologi sederhana yang ramah lingkungan untuk membantu masyarakat mengatasi kekeringan. “Meski hasil air belum maksimal, kami optimis teknologi ini dapat terus disempurnakan dan menjadi solusi alternatif di daerah-daerah yang sulit mendapatkan air bersih,” ujarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun