Mohon tunggu...
Rizqia Puteri
Rizqia Puteri Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya menyukai hal-hal berbau fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agile Implementation: Dari Musik ke Mindset

6 Oktober 2025   15:02 Diperbarui: 6 Oktober 2025   15:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Spotify adalah salah satu perusahaan global yang terkenal karena keberhasilan Agile Implementation, mereka mengembangkan model yang dikenal sebagai Spotify Model. Meskipun pada kenyataannya model ini bukan sebuah template resmi melainkan inspirasi dari hasil eksperimen internal. Daripada menggunakan struktur organisasi yang tradisional, Spotify membentuk tim kecil yang disebut dengan Squad. Setiap Squad ini bekerja layaknya mini-startup: otonom, lintas fungsi dan bertanggung jawab penuh pada satu fitur atau layanan. 

Lalu apa hasilnya? 

Hasilnya adalah Inovasi akan lebih cepat, dimana fitur baru bisa diuji dan diluncurkan lebih singkat. Keterlibatan karyawan yang tinggi juga akan membuat anggota tim merasa punya ownership karena diberikan otonomi. Serta adaptasi mudah, dimana saat prioritas pasar berubah maka Squad bisa langsung menggeser fokus tanpa menunggu instruksi yang panjang. 

Tetapi tentu saja implementasi Agile ini tidak selalu mulus, dimana Spotify pun juga menghadapi tantangan dalam melakukan implementasi Agile ini. 

Apa saja tantangan yang dihadapi oleh Spotify? 

Ada resiko baru yang akan timbul jika komunikasi antar Squad tidak dijaga, selain itu ada juga skalabilitas dimana semakin besar organisasi maka akan semakin sulit juga untuk dapat menjaga kultur Agile agar tetap hidup. Lalu ada persepsi publik, dimana banyak organisasi yang mencoba untuk dapat meniru model Spotify secara mentah-mentah padahal konteks pada tiap perusahaan berbeda. Dengan begitu ada beberapa hal penting yang dapat diambil sebagai pelajaran dari pengalaman Spotify, mulai dari budaya dimana Agile hanya akan berhasil jika didukung dengan mindset yang terbuka serta kolaboratif. Kemudian eksperimen dan adaptasi, dimana Spotify tidak langsung menemukan model yang ideal tetapi mereka juga terus melakukan pengujian dan perbaikan. Agile juga bukan hanya copy-paste, dimana setiap organisasi harus menyesuaikan dengan konteksnya sendiri. Maka, kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kisah Spotify adalah mereka menunjukkan bahwa Agile Implementation dapat menjadi sebuah pendorong inovasi dan ketahanan bisnis. Dengan membangun struktur tim yang otonom, kolaboratif serta adaptif maka Spotify akan mampu untuk dapat tumbuh di tengah industri musik digital yang semakin kompetitif. 

Evolusi Konsep Agile di Spotify

Model kerja Agile di Spotify berkembang dari kebutuhan internal untuk meningkatkan speed to market dan kolaborasi lintas fungsi. Berbeda dengan organisasi tradisional yang fokus pada efisiensi vertikal, Spotify menekankan agility horizontal --- yakni bagaimana ide dapat berpindah cepat dari satu tim ke tim lain tanpa hambatan struktural.

Spotify tidak serta-merta menerapkan framework seperti Scrum atau SAFe, melainkan melakukan eksperimen adaptif hingga menemukan bentuk organisasi yang sesuai dengan konteksnya. Inilah mengapa disebut sebagai Spotify Model, sebuah sistem kerja yang tidak statis tetapi selalu berevolusi. Pendekatan ini bukanlah "best practice", melainkan "current practice that works for us". Artinya, yang paling penting adalah kemampuan organisasi untuk bereksperimen dan terus belajar dari hasil implementasi.

Prinsip Utama Agile di Spotify

Spotify menekankan empat prinsip inti dalam implementasi Agile mereka, yang menjadikannya unik dibanding organisasi lain:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun