Mohon tunggu...
Rizma Putri N
Rizma Putri N Mohon Tunggu... Guru - Belajar

mahasiswi Tadris Matematika UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terapkan "Proses Konselor" pada Anak Introvert

30 Maret 2018   13:10 Diperbarui: 2 April 2018   07:33 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nova.grid.id

Kepribadian seorang anak dalam memang berbeda-beda, ada anak yang selalu bersikap terbuka dan mudah menceritakan apa saja pada kedua orangtuanya tapi ada juga yang menyendiri dan enggan bercerita walaupun itu pada orangtuanya sendiri alias Introvert. Jika Bunda memiliki anak yang cenderung menyendiri dan tidak mau menceritakan permasalahannya maka apa yang bunda lakukan?. Apakah bunda akan diam saja? Atau bunda akan terus mencari tahu walau sang buah hati tak mau mengatakannya?, lalu langkah seperti apa yang akan bunda lakukan?

Pada dasarnya semua sikap anak kembali pada sikap kedua orangtuanya, jika di tengah kesibukan ayah dan bunda selalu meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak pastilah anak tersebut akan merasa nyaman dan bahkan akan bersikap terbuka. Karena sebenarnya kita akan mudah terbuka dan berbagi cerita hanya pada orang-orang yang dirasa dekat dengan kita bukan?

Pada masalah seperti ini Bunda dapat bergaya layaknya seorang konselor, yaitu dengan melakukan langkah-langkah seperti Proses Konseling, yaitu:

  • Membangun hubungan

Pada tahapan ini, konselor harus menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dan kompeten dalam menangani masalah klien. Pada tahap ini konselor membina hubungan baik dengan klien dengan cara menunjukkan perhatian, penerimaan, penghargaan, dan pemahaman empatik. Apabila klien dekat dengan dan percaya kepada konselor, ia akan bersedia membuka diri lebih jauh untuk mengemukakan masalah yang dihadapinya kepada konselor.

Langkah ini menjadi langkah yang pertama dilakukan oleh konselor sebelum mencari informasi lebih jauh lagi.

Begitu juga dengan bunda, bunda harus membangun hubungan dengan anak terlebih dahulu agar anak merasa akrab dan nyaman saat bersama dengan orangtuanya. Dengan demikian anak akan senang untuk berbagi ceritanya dengan ayah dan bunda.

  • Pengidentifikasian dan pengeksploran masalah

Jika hubungan dengan konseli sudah baik dan nyaman, maka langkah berikutnya adalah konselor mulai mengarahkan pembicaraan pada permasalahan yang dimiliki konselinya. Ketika konseli sudah mulai mengindentifikasi masalahnya, maka konselor harus mengidentifikasi ulang dan kemudian mengeksplor kasusnya.

Untuk Bunda, pada tahap ini jika Bunda sudah berhasil membangun hubungan dengan anak maka Bunda harus terampil dalam mengarahkan anak pada cerita-ceritanya. Bisa dimulai dengan menanyakan hal-hal kecil pada anak, misalkan dengan menanyakan sekolahnya atau juga bisa menanyakan tentang beberapa temannya. Nantinya anak akan senang untuk bercerita tentang kesehariannya atau bahkan tentang permaslahannya dengan teman sebayanya.

  • Merencanakan pemecahan masalah

Konselor mulai memikirkan alternatif pendekatan dan strategi yang akan digunakan agar sesuai dengan masalah konseli.

Jika Bunda sudah berhasil sampai pada langkah ketiga ini, maka yang harus Bunda lakukan adalah  bagaimana cara Bunda untuk selalu menjaga kedekatan dengan anak, dan jika anak menceritakan masalahnya maka ajaklah anak untuk berfikir bersama langkah apa yang sebaiknya diambil.

  • Pengaplikasian solusi dan penutupan konseling

Mendorong konseli untuk mengambil keputusan-keputusan yang berisi sikap dan perilaku yang baik bagi masalah yang sedang dihadapi. Mengarahkan konseli pada keputusan-keputusan yang dibuat,

Bunda harus memberikan saran pada anak tentang apa dan bagaimana seharusnya perilaku anak.

semoga bermanfaat

Malang, 30 maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun