Mohon tunggu...
Rizky Pahlevi
Rizky Pahlevi Mohon Tunggu... Guru

Mencari keindahan dalam kesederhanaan, tapi tak pernah ragu melangkah ke pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Dugaan Korupsi Laptop Chromebook!

6 September 2025   14:02 Diperbarui: 2 Oktober 2025   13:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka atas kasus  korupsi laptop Chromebook (Sumber: salingkamedia.com)

Jagat politik dan pendidikan Indonesia kembali diguncang kabar besar. Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. Program pengadaan laptop ini berjalan pada periode 2019--2022 dengan total anggaran mencapai Rp9,3 triliun, namun justru menimbulkan kerugian negara yang ditaksir hampir Rp1,9 triliun.

Dalam keterangan resmi, pihak Kejagung menyampaikan bahwa sejak awal tahun 2020, Nadiem disebut sudah mewajibkan penggunaan Chromebook di lingkungan pendidikan. Bahkan aturan teknisnya disebut-sebut dibuat secara ketat sehingga para pihak terkait tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan perangkat berbasis sistem operasi tersebut. Situasi inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan publik terkait motif serta urgensi pengadaan laptop yang terkesan dipaksakan.

Menanggapi status hukumnya, Nadiem Makarim dengan tegas menyatakan bahwa ia menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak berwenang. Ia hanya mengatakan bahwa "Allah akan mengetahui kebenarannya", sebuah kalimat singkat namun sarat makna yang seolah menjadi pembelaan diri atas tuduhan yang kini diarahkan kepadanya. Di sisi lain, menarik untuk mencermati bahwa sebelum masa jabatan Nadiem, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Muhadjir Effendy sempat menolak tawaran Google untuk menghadirkan Chromebook di sekolah-sekolah. Chromebook kala itu dinilai gagal, terlebih jika diterapkan di wilayah-wilayah dengan keterbatasan akses internet. Namun, setelah Nadiem menjabat, surat dari Google justru langsung ditindaklanjuti, hingga akhirnya perangkat yang digunakan dalam program pengadaan adalah Chromebook seri ChromOS S.

Kerugian negara dalam kasus ini terdiri dari dua komponen utama. Pertama, dugaan penyimpangan terkait software CGM yang nilainya mencapai Rp480 miliar. Kedua, praktik mark up harga laptop yang ditaksir merugikan negara sekitar Rp1,5 triliun. Angka-angka fantastis ini menambah panjang daftar pertanyaan publik mengenai transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa di kementerian.

Kejagung memastikan bahwa Nadiem Makarim bukanlah tersangka pertama dalam perkara ini. Ia menjadi tersangka kelima yang ditetapkan, dan kini ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Salemba. Nadiem dijerat dengan pasal-pasal tindak pidana korupsi (Tipikor) yang ancamannya cukup berat. Namun, bantahan keras datang dari Hotman Paris Hutapea, pengacara kondang yang kini mendampingi Nadiem. Hotman menolak keras isu yang mengaitkan proyek laptop Chromebook dengan investasi Google di Gojek perusahaan rintisan yang didirikan oleh Nadiem sebelum menjadi menteri. Menurut Hotman, Google memang benar sudah menjadi salah satu investor Gojek, namun investasi tersebut terjadi jauh sebelum Nadiem menjabat sebagai Mendikbudristek. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa tuduhan keterkaitan proyek pengadaan laptop dengan kepentingan bisnis Google di Gojek adalah isu yang tidak berdasar.

Kasus ini tentu akan menjadi sorotan besar bagi publik, apalagi menyangkut sektor pendidikan yang sangat vital. Apakah benar ada permainan di balik pengadaan laptop Chromebook senilai triliunan rupiah ini? Ataukah tuduhan ini hanya bagian dari dinamika politik yang sedang bergulir? Yang jelas, perjalanan hukum Nadiem Makarim akan terus menjadi perhatian masyarakat. Publik menanti pembuktian di pengadilan, apakah mantan bos Gojek ini akan terbukti bersalah atau justru berhasil membersihkan namanya. Waktu yang akan menjawab semua misteri di balik proyek raksasa ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun