Insiden yang menimpa seorang backpacker asal Brazil bernama Juliana Marins di Gunung Rinjani, telah mengguncang media sosial Indonesia dan Brazil. Ribuan komentar membanjiri akun resmi tokoh-tokoh nasional, termasuk akun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan akun resmi Republik Indonesia. Tragedi ini menjadi sorotan dunia dan mengundang empati serta kritik tajam terhadap tata kelola wisata alam Indonesia.
Juliana dilaporkan jatuh ke jurang saat melakukan pendakian bersama 12 rekannya melalui jalur Sembalun. Peristiwa nahas itu terjadi saat subuh, ketika jalur masih gelap dan sangat licin. Lokasi kejadiannya berada di titik ekstrem yang dikenal dengan nama Cemara Tunggal. "Ini bukan hanya soal kecelakaan, tetapi tentang bagaimana kita mengelola risiko di destinasi wisata berbahaya," ujar salah satu netizen asal Brazil yang aktif membagikan informasi di media sosial.
Dalam hitungan jam, akun yang dibuat khusus untuk memantau perkembangan evakuasi Juliana berhasil meraih lebih dari satu juta pengikut. Masyarakat Brazil secara aktif mengikuti dan mendesak pemerintah Indonesia agar segera mengambil tindakan penyelamatan dan pembenahan sistem keamanan wisata di Indonesia. Tragisnya, ini bukan insiden pertama yang terjadi di jalur yang sama. Dalam empat tahun terakhir, tercatat pendaki dari Portugal, Malaysia, Irlandia, bahkan dari Indonesia sendiri pernah mengalami kecelakaan fatal di kawasan tersebut. Beberapa di antaranya jatuh saat berswafoto, tergelincir saat menuruni jalur curam, atau bahkan hilang selama berminggu-minggu sebelum akhirnya ditemukan.
"Gunung Rinjani memang cantik, tetapi medan dan cuacanya sangat ekstrem. Sayangnya, pengelolaannya belum sebanding dengan risiko yang ada," ujar seorang pemandu lokal. Meskipun pendakian tetap dibuka, bahkan saat cuaca tak menentu, hal ini menunjukkan lemahnya kebijakan mitigasi risiko di kawasan yang seharusnya berada di bawah perlindungan ketat Taman Nasional. Indonesia tengah gencar mempromosikan diri sebagai destinasi ekowisata kelas dunia. Namun, insiden ini menjadi pengingat keras bahwa promosi tanpa sistem keamanan yang memadai dapat berujung petaka. "Ini bukan sekadar soal memamerkan keindahan alam, tapi juga soal menjamin keselamatan setiap orang yang datang untuk menikmatinya," ujar seorang aktivis lingkungan.
Insiden Juliana Marins bukanlah kecelakaan biasa. Ini adalah alarm nyata bagi Indonesia untuk segera membenahi tata kelola wisata alamnya. Dunia tidak hanya melihat keindahan Rinjani, tetapi juga menyoroti bagaimana negara ini melindungi setiap nyawa yang datang untuk menyaksikan pesonanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI