Mohon tunggu...
Rizky Julian Saputra
Rizky Julian Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi S1-Fisika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Kendaraan Bertenaga Listrik Benar-Benar Ramah Lingkungan?

16 Juni 2022   10:25 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:08 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banyak orang beranggapan bahwa kendaraan tenaga listrik adalah kendaraan yang ramah lingkungan. Hal itu dikarenakan kendaraan listrik tidak membakar bahan bakar yang artinya tidak menghasilkan emisi gas buang. Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi karbon dioksida saat dikendarai sehingga polusi udara akan berkurang. 

Oleh karena itu, banyak orang yang menganggap kendaraan yang bertenaga listrik lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan kendaraan yang berbahan bakar minyak yang dapat menimbulkan polusi udara dari asap yang dikeluarkan oleh knalpot. Selain itu, dengan adanya kendaraan listrik ini dapat mengurangi efek gas rumah kaca juga.

Namun, ternyata penggunaan kendaraan listrik ini bisa jadi menimbulkan pencemaran juga. 

Salah satunya, baterai yang mengandung komponen seperti litium yang membutuhkan banyak energi. Ketika kendaraan listrik diisi dengan listrik yang bertenaga batubara, menjadi lebih buruk bagi lingkungan daripada mobil dengan bahan bakar bensin. 

Sepanjang sumber energi untuk pengisian daya pada baterai mobil listrik masih menggunakan sumber energi listrik yang menggunakan bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi, maka polusi udara sebenarnya masih tetap dihasilkan.

Dengan kata lain, penggunaan mobil listrik hanya mengurangi tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan di jalanan, namun bisa jadi tetap saja menyebabkan polusi udara dari sumber lain di tempat lain. 

Oleh karena itu, pengembangan dan penggunaan mobil listrik harus dibarengi dengan penggunaan sumber-sumber energi yang ramah lingkungan juga. Dibutuhkan sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan terbarukan seperti bersumber dari panel surya, nuklir, maupun bayu.

Masalah lain juga dapat timbul pada saat pembuatan baterai mobil listrik. Mobil listrik menggunakan baterai yang berukuran besar untuk menampung pasokan energi yang besar. 

Baterai ini terbuat dari elemen logam tanah yang jarang atau bahkan sulit ditemukan seperti litium, nikel, kobalt, dll. Untuk mendapatkan elemen logam tersebut harus dilakukan penambangan atau penggalian tanah yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang masif. 

Jadi, kendaraan listrik belum sepenuhnya lebih ramah lingkungan daripada kendaraan konvensional. Mungkin saja kendaraan listrik justru menghasilkan lebih banyak menghasilkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Upaya untuk mengganti kendaraan dengan bahan bakar konvensional (fosil) dengan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan memang harus terus dilakukan. Namun, harus diikuti dengan langkah-langkah solutif untuk menekan faktor-faktor yang kemungkinan masih menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan di tempat-tempat lain sebagai imbas dari penggunaan kendaraan listrik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun