Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Zaman Serba Virtual, Berlaku untuk Bukber?

25 April 2021   08:51 Diperbarui: 25 April 2021   08:52 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu berbuka ialah saat yang dinantikan orang-orang yang menjalankan ibadah puasa. Pada waktu tersebut, seluruh dahaga dan lapar dilepaskan. Minum dengan yang manis, makan dengan menu yang diinginkan. Tentu dalam tahap wajar. Lelah akibat pekerjaan yang dirasakan selama satu hari seolah hilang, sirna diseret kepuasan.

Di Indonesia, ada tradisi berbuka yang melibatkan orang banyak yaitu bukber. Di Whatsapp, pasti bermunculan grup berbuka. Mulai dari grup arisan untuk ibu-ibu, alumni sekolah, rekan kerja, maupun teman nongkrong sehari-hari. Selain menjalin silaturahmi, bukber juga dapat dimanfaatkan untuk melepas rindu karena sebelumnya terutama dari alumni sekolah sudah jarang bertemu. Di waktu bukber itu mereka disatukan kembali.

Namun, dua tahun ini, saat pandemi menyerang, tradisi tersebut harus rela ditahan terlebih dahulu. Aturan dari pemerintah yang melarang berkerumun menjadi musababnya. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita mengikuti anjuran dari pemerintah. Jadilah, orang-orang hanya berbuka dengan keluarga masing-masing. Menikmati hidangan dari sang ibu yang tak ada duanya.

Semakin ke sini timbul pertanyaan baru, apakah buka bersama bisa dilakukan secara virtual? Di zaman yang serba online ini segala kegiatan bisa dilakukan hanya lewat layar ponsel. Belajar, bekerja, rapat, bahkan bersilatuhmi. Tapi berlakukah untuk kegiatan bukber?

Hmm ... saya cukup memikirkan kemungkinan tersebut. Mungkin menjadi tambahan opsi jika buka bersama dilakukan via daring. Terlebih untuk kawan-kawan yang tinggalnya berjauhan. Cukup mempersiapkan sendiri-sendiri menu berbukanya dan menggunakan Zoom atau pun Google Meet, rasa-rasanya bisa terlaksana.

Lebih dari itu, kegiatan buka bersama via daring mempunyai efek samping. Karena tidak ada rasa yang dibangun. Biasanya bercanda secara leluasa dan bertatap muka tapi harus dibatasi oleh layar ponsel.

Jika saya ditanya apakah bisa buka bersama dilakukan secara daring, saya akan menjawab dengan satu kata: SULIT. Mengapa? Pada dasarnya ketika bedug dan azan magrib berkumandang, orang-orang akan fokus dengan makanan dan minumannya sendiri-sendiri. Tidak ada debat soal itu. Fokus mereka ialah supaya tenggorokan cepat dialiri air segar dan perut diisi kembali.

Berbeda jika bukber secara langsung. Sembari makan pun mereka akan terlibat pembicaraan. Entah itu pembicaraan penting atau tidak, yang pasti terjadi interaksi secara langsung di sana.

Bayangkan jika bukber via daring dilakukan. Interaksi yang terjadi hanya berputar pada saling bertanya apa menu yang sedang dinikmati, juga dipenuhi suara piring dan sendok yang saling beradu, suara sendawa, dan suara tawa puas. Itu saja. Selebihnya sepi. Belum lagi masalah sinyal yang terkadang menjadi keluhan.

Sekarang, saya ajak Anda untuk membayangkan. Sebelumnya Anda jarang sekali bertemu dengan teman-teman. Lalu mereka mengadakan bukber daring. Anda masuk ruangan Zoom. Di sana banyak teman-teman yang sudah menunggu. Anda ingin menanyakan kabar. Tapi di saat yang bersamaan, teman Anda juga punya niatan yang sama. Jadilah, ruangan Zoom dipenuhi saling bersahutan suara, ramai. Lalu Anda terkendala sinyal yang mengakibatkan delay. Hilang sudah gairah. Ujung-ujungnya Anda keluar dengan perasaan tidak senang. Sulit bukan? Terkecuali Anda bukber virtual hanya diikuti maksimah 10 orang, mungkin lebih proper.

Saya tidak menjudge bahwa bukber daring itu tidak bisa dilakukan. Mungkin bisa, tapi prakteknya akan sulit. Sebagai saran sih, teman-teman bisa melakukan bukber offline namun dengan pembatasan orang. Maksimal 12 orang lah. Pasti cukup untuk melepas kuota kerinduan dengan teman-teman Anda. Salam hangat and happy fasting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun