Sekitar 4 bulan yang lalu jika anda ditanya apakah mengenal nama Tammy Abraham maka kemungkinan besar jawabannya adalah tidak tahu. Lain ceritanya jika pertanyaan itu dilayangkan kepada pendukung Aston Villa. Tammy Abraham adalah salahsatu kunci sukses klub tersebut promosi ke Premier League Inggris. Kinerja yang membuat Frank Lampard menariknya masuk ke tim senior Chelsea pada musim 2019/2020.
Ya, Tammy Abraham adalah alumnus Akademi Sepakbola Chelsea. Bukan sembarang alumnus, anak muda kelahiran Camberwell London Inggris ini adalah pemain yang sedari awal disiapkan Chelsea sebagai calon bintang mereka di masa depan.
Lepas dari Akademi Sepakbola Chelsea, Tammy menjalani masa peminjaman di Bristol City, Swansea dan Aston Villa. Masa peminjaman yang dimanfaatkan dengan baik olehnya. Bersama Bristol City Tammy mencetak 23 gol dari 40 laga, melesakkan 5 gol dari 15 laga bersama Swansea dan membantu Aston Villa menembus Premier League lewat sumbangsih 26 gol dari 40 laga.
Kembali ke Chelsea pada awal musim 2019/2020, Tammy dihadapkan pada persaingan dengan dua penyerang tengah Chelsea yang lebih dulu mentas di tim senior. Ada pemenang Piala Dunia Olivier Giroud dan striker timnas Belgia Mitchy Bathshuayi. Prediksi awal yang hinggap adalah Tammy bakal jadi cadangan keduanya.
Namun prediksi tinggal prediksi. Secara mengejutkan Lampard yang sejak awal ingin membangun tim berkekuatan pemain-pemain muda memberikan status penyerang tengah utama Chelsea kepada Tammy Abraham. Tidak hanya itu, Lampard juga "membebankan" kostum punggung nomor 9 kepada Tammy Abraham.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa nomor punggung 9 Chelsea adalah nomor "keramat". Nomor tersebut adalah nomor legendaris bagi penyerang tengah Chelsea. Beberapa nama tenar pernah menggunakannya dan tidak semua sukses, atau lebih tepatnya bisa kita simpulkan lebih banyak yang gagal saat mengenakan nomor punggung tersebut.
Didier Drogba adalah yang terbilang sukses bahkan paling sukses saat bermain mengenakan kostum bernomor punggung 9 Chelsea. Legenda The Blues dari Pantai Gading itu mencetak 164 gol dari 381 laga bersama Chelsea. Sisanya? Terhitung gagal atau tidak sesuai harapan.
Nama-nama yang terbilang flop dengan nomor punggung 9 Chelsea bukan nama-nama sembarang. Ada penyerang timnas Spanyol Alvaro Morata yang tajam di Real Madrid terutama di Juventus namun seperti sulit menemukan arah gawang ketika memakai angka 9 di bagian belakang seragam Chelsea.
Sebelum Morata, kostum nomor punggung 9 Chelsea juga sudah memakan korban nama tenar lain seperti Mateja Kezman, mesin gol PSV yang jadi buruan Chelsea dan Manchester United namun hanya bikin 7 gol dari 41 laga. Pun demikian dengan penyerang legendaris Argentina, Hernan Crespo yang hanya bikin 25 gol dari 73 laga. Tidak peduli meski sebelumnya Crespo adalah predator ulung kotak penalti di Parma, Lazio dan Inter Milan.
Makin tragis karena nomor punggung 9 Chelsea juga memakan korban seorang Fernando Torres. Tajam bersama Atletico Madrid dan jadi mesin gol Liverpool, Torres mendadak mandul bersama Chelsea. Meski berjasa membawa The Blues juara Liga Champions dan juara Europa League, namun jumlah gol yang dicetaknya selama berada di Stamford Bridge tidak sesuai harapan.
Deretan korban semakin panjang jika memasukkan nama Falcao. Penyerang yang menjadi mesin gol Porto, Atletico Madrid dan AS Monaco itu mandul setibanya di Liga Inggris saat merumput bersama Manchester United. Chelsea yang menjadi klub keduanya di Liga Inggris tidak membantunya menemukan ketajaman setelah hanya sanggup mencetak 1 gol dari 10 laga di musim 2015/2016.