Mohon tunggu...
Mochamad Rizki Fitrianto
Mochamad Rizki Fitrianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

Menulislah agar dipahami, bicaralah supaya didengar, dan membacalah untuk mengembangkan diri - Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Money

PDBR Besar dalam Kota yang Kecil Kota Kediri

20 Januari 2020   15:00 Diperbarui: 20 Januari 2020   15:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Apa yang diharapkan oleh warga dalam lingkup satu daerah atau perkotaan? setidaknya ada 2 indikator capaian yang dijadikan tolak ukur, diantaranya adalah fasilitas publik yang layak serta pelayanan publik yang memuaskan. 2 indikator tersebut sudah cukup mewakili apa yang diharapkan oleh komunitas dalam hal ini masyarakat dalam kaitanya yang tidak terpisahkan dengan konteks pembangunan perkotaan.

Menurut paradigma pembangunan, ada 2 role model pembangunan yang telah dijadikan modul dalam pembangunan perkotaan. Yang pertama adalah pembangunan berupa fisik berupa sarana dan prasarana yang jamak dijadikan kiblat bagi tercapainya pembangunan suatu daerah. Mengikut perkembanganya pembangunan suatu daerah telah banyak mengalami pergeseran paradigma dari berbagai zaman.

Pembangunan pada paradigma yang baru lebih menekankan kepada konsep keberlanjutan atau sustainability dimana pada konsep ini dititik beratkan kepada bagaimana pembangunan fisik tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dimasa sekarang akan tetapi mampu memenuhi kebutuhan di masa mendatang, konsep tersebut diterapkan tidak hanya dalam berbagai pembangunan yang bersifat fisik, akan tetapi juga pada pembangunan non fisik seperti pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya.

Yang kedua adalah pembangunan manusia, pembangunan manusia ini lebih bersifat peningkatan kualitas/capability dari manusia. Tidak kalah pentingnya, pembangunan manusia memiliki peran besar terhadap pembangunan daerah yang dimana dapat memberikan impact terhadap arus investasi, jumlah angkatan kerja, lapangan kerja dll. Pembangunan manusia dapat dilakukan melalui berbagai progam dan kebijakan, seperti progam yang berkaitan dengan akses terhadap pendidikan, pelatihan bagi angkatan kerja dll.

Lalu apa hubunganya dengan Kota Kediri?

Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga terbesar di Jawa Timur yang hanya memiliki 3 wilayah administrasi di tingkat kecamatan, meliputi kecamatan kota, kecamatan mojoroto, dan kecamatan pesantren dengan prosentase penduduk yang tidak begitu besar. Namun siapa sangka dari luasan wilayah yang hanya meliputi 3 kecamatan Kota Kediri merupakan Kota dengan PDRB tertinggi ketiga di Indonesia, bahkan jauh lebih unggul dari Kota Surabaya yang notabene merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur. Lalu, apa yang telah menyebabkan hal tersebut?

Capaian tersebut tidak lepas dari sektor UMKM di Kota Kediri yang berkembang, berkembangnya sektor UMKM di Kota Kediri tidak lepas dari peran Pemerintah Daerah yang gencar memberikan pelatihan dan ruang bagi pegiat UMKM di Kota Kediri, sehingga sektor UMKM kediri mampu berkembang dan bersaing.

Mengutip dari tempo.co 8 januari 2020, Kota Kediri dinobatkan sebagai kota terkaya ke-3 di Indonesia, berada di atas Surabaya yang juga ibu kota merupakan provinsi Jawa Timur. Meski hanya memiliki tiga kecamatan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kediri di tahun 2018 mencapai Rp 291,48 juta per kapita. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kediri ditahun 2018 terhitung mencapai Rp 291,48 juta per kapita, sedangkan Kota Surabaya di tahun yang sama hanya mampu meraih Rp 132,48 juta per kapita.

Salah satu faktor yang menggerakkan sektor usaha sekunder adalah  program pemberdayaan masyarakat (Prodamas). Program ini memberikan dana Rp 50 juta per RT per tahun yang dimulai sejak Abdullah Abu Bakar menjabat Wali Kota Kediri pada 2014. Selain bantuan dana prodamas, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) serta Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri juga mengimbanginya dengan mengadakan beragam program pelatihan kewirausahaan dan keterampilan.

Pemerintah Kota Kediri juga aktif dengan membuat banyak kegiatan guna memamerkan produk UMKM. Keberhasilan prodamas dalam menggerakkan ekonomi masyarakat tersebut selanjutnya direspons oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dengan menaikkan anggarannya menjadi Rp100 juta per RT per tahun mulai 2020 -- 2024. 

Hal ini tentu tidak lepas dari konteks pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah berupa fasilitas-fasilitas tadi. Sebagai contoh sederhana dari fasilitasi Pemerintah Daerah dan berdampak terhadap sektor lain adalah dengan masifnya Pemerintah Daerah mengadakan pameran UMKM yang dikemas dalam pagelaran yang melibatkan kaum muda, kenapa kaum muda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun