Mohon tunggu...
Rizki AhmadYusron
Rizki AhmadYusron Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hidup Sehat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Covid-19

7 Januari 2021   15:35 Diperbarui: 7 Januari 2021   16:15 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Tidak lama ini  dunia sedang diguncang dengan adanya virus corona atau yang sekarang disebut dengan Covid- 19 (Corona Virus Desease). Disebutkan bahwa virus ini pertama kali berasal dari kota Wuhan, China sejak Desember 2019 (Lee, 2020). Data terkini menunjukkan bahwa jumlah pasien positif pada 216 negara diseluruh dunia hingga bulan Agustus 2020 telah mencapai lebih dari 18 juta pasien dengan penambahan 171.815 orang telah dinyatakan positf dalam 24 jam. Negara Indonesia pun tak luput dari paparan Covid-19. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah akumulasi paparan Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara, yaitu mencapai 113.134 sampai dengan bulan Agustus 2020 (pikiran-rakyat.com)

     Pemerintah di Indonesia menanamkan kebijakan untuk menyikapi permasalahan ini dengan memberlakukan social distancing kepada seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya itu, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) juga diberlakukan dibeberapa kota besar di Indonesia, misalnya kota Jakartaa, dan kebijakan ini telah tertuang dalam PP Nomor 21 Tahun 2020. Kebijakan tersebut diberlakukan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hal ini ternyata berdampak pada berbagai aktivitas termasuk diantaranya aktivitas belajar mengajar. Pemerintah telah menetapkan kebijakan belajar dari rumah atau biasa disingkat BDR melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang berisikan bahwa pembelajaran harus dilakukan secara daring supaya Corona Virus Desease (Covid-19) dapat dicegah penyebarannya. (Karnawati & Mardiharto, 2020).

    Pembelajaran daring yang ditetapkan pemerintah, ditujukan kepada seluruh jenjang pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Dipilihnya alternatif ini dikarenakan berkembangnya revolusi industri 4.0. Berkembangnya revolusi industri sangat mendukung terlaksananya pembelajaran daring dari rumah, karena pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mengeliminasi waktu dan jarak dengan bantuan platform digital berbasis internet yang mampu menunjang pembelajaran untuk dilakukan tanpa adanya interaksi fisik antara pendidik dan peserta didik (Putra & Irwansyah, 2020), sehingga kecanggihan teknologi jaman sekarang diharapkan mampu menunjang kegiatan daring tersebut. Namun pada jenjang pendidikan TK, pembelajaran daring memerlukan keterlibatan orang tua langsung dalam pelaksanaannya.

     Selama pandemi Covid-19 berlangsung, pembelajaran secara daring telah dilakukan hampir diseluruh penjuru dunia, namun sejauh ini pembelajaran dengan sistem daring belum pernah dilakukan secara serentak (Sun et al., 2020). Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara daring ini, semua elemen pendidikan diminta untuk mampu dalam memberikan fasilitas- fasilitas pembelajaran agar tetap aktif walaupun dilakukan tanpa tatap muka secara langsung. Orang tua dituntut mampu membimbing anak belajar dari rumah dan mampu menggantikan guru disekolah, sehingga peran orang tua dalam tercapainya tujuan pembelajaran daring dan membimbing anak selama belajar dirumah menjadi sangat penting.

     Kondisi seperti ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian pemerintah setempat, karena sangat rentan dengan penyebaran virus Covid-19 yang beberapa bulan belakangan ini menimbulkan keresahan bagi semua kalangan masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu banyak sekali isu-isu yang tak bertanggung jawab berkembang dengan pesatnya yang menjadi masalah penting dalam pencegahan dan pengendalian wabah Covid-19 di Kota Bandung khususnya. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai virus Covid-19 ini menimbulkan dampak sosial.

     Pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 dapat terlaksana apabila semua kalangan masyarakat dan juga pemerintah dapat bekerja sama dengan baik di era New normal ini. Covid-19 ini dapat menyerang tubuh manusia di semua kalangan baik itu bayi, anak-anak, orang dewasa, bahkan lanjut usia pun dapat terserang oleh virus ini. Jika masyarakat bisa mematuhi peraturan dan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka hal ini dapat membantu pemutusan mata rantai Covid-19 dengan cepat. Namun, tidak semua warga Kecamatan Sukasari memahami dengan baik bagaimana cara pencegahan Covid-19 dan cara kebiasaan hidup di era new normal ini.

     Hal ini tentunya akan semakin berdampak kepada keberlanjutan pendidikan nasional. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan oleh Universitas Indonesia untuk terus menjaga pendidikan berjalan dengan baik. Program KKN Tematik Covid-19 merupakan salah satunya.

    Program KKN Tematik dilakukan agar mahasiswa tetap mampu melaksanakan kegiatan KKN meskipun dalam kondisi yang terbatas. Dengan segala pedoman dan petunjuk teknis, mahasiswa diarahkan untuk tetap mengabdi meski masa pandemi.

   Virus Corona (Covid-19) merupakan salah satu virus yang dapat menularkan penyakit yang disebabkan oleh virus baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu. Sebagian besar gangguan yang di alami oleh individu yang terjangkit Covid-19 ini adalah gangguan pernapasan ringan hingga sedang. Persentase penularan virus corona ini lebih cenderung pada individu lanjut usia dan individu yang memiliki riwayat masalah medis seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, hingga kanker yang cenderung mengembangkan infeksi virus Covid-19 menjadi menjadi penyakit yang lebih serius.

   Indonesia tidak lepas dari Covid-19 dengan data kasus positif per 9 Juli 2020 sebanyak 68.079 jiwa, sembuh 31.585 jiwa, dan meninggal dunia sebanyak 3.359 jiwa.11 Tentunya langkah preventif dalam upaya memberantas virus corona ini sudah dilakukan, dan hal tersebut juga telah di dukung oleh kontribusi media sosial sebagai edukasi bagi masyarakat mengenai Covid-19. Melalui media sosial, dapat diberikan tindakan-tindakan atau edukasi untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi perilaku hidup masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan dan juga kesadaran akan risiko untuk membuat perubahan perilaku hidup masyarakat merupakan unsur paling utama untuk meningkatkan kesehatan individu dan status masyarakat agar tidak terpapar virus Covid-19.

    Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu upaya untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya seperti debu, polusi udara, serta melindungi tubuh dari virus dan bakteri. APD terhadap yang sering digunakan salah satunya berupa masker.Masker merupakan suatu benda yang terbuat dari kain, yang berguna sebagai alat untuk melindungi area wajah khususnya bagian hidung dan mulut yang berfungsi untuk melindungi debu ataupun virus dan kuman atau bakteri yang masuk ke dalam pernapasan. Saat ini masker tersedia dengan berbagai macam bentuk, seperti masker kain, masker plastik, dan termasuk juga faceshield.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun