Mohon tunggu...
Rizka Rahma
Rizka Rahma Mohon Tunggu... Psikolog - fight or flight

Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kebebasan dalam Berpikir

23 Januari 2022   18:24 Diperbarui: 23 Januari 2022   18:29 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era yang modern, teknologi sangat berkembang dengan pesat dan mudah untuk dijangkau. Setiap individu harus dengan cepat untuk mengikuti perkembangannya, dengan begitu tiap individu diharuskan untuk memiliki empat kemampuan dalam berfikir. Pengembangan empat kemampuan tersebut harus memalui proses pengembangan yang dilatih dalam diri tiap individu. 

Empat kemampuan dalam berpikir tersebut dapat disebut sebagai 4C, yaitu communication (komunikasi), collaboration (berkolaborasi), critical thinking (berpikir dengan kritis), dan creative thinking (berpikir dengan kreatif) yang harus dimiliki tiap individu. (P21 Framework Definition, 2015). 

Kemampuan yang mendasar adalah kemampuan berpikif kreatif. Berpikir kreatif merupakan tindakan positif yang merupakan faktor penting dalam menstimulasi fungsi otak dan dalam menciptakan gaya belajar yang baik (Yusnaeni et al., 2017).Didalam berpikit kreatif diperlukan imajiasi yang luas,pengetahuan yang bersifat umum, dan ide yang bisa diterima didalam sebuah masalah (Birgili, 2015).

Menurut (Pepkin, 2004), Creative Problem Solving merupakan salah satu jenis yang melatih individu untuk berpikir kreatif, yaitu memberikan kebebasan untuk aktif dalam proses pemecahan masalah. 

Dengan cata klarifikasi masalah, mengungkapkan gagasan, evaluasi. Creative Problem Solving  dapat mempengaruhi secara positif kemampuan berpikir kreatif. Kebebasan berpikir. 

Dalam (Bertens,1997), kebebasan berfikir juga disebut kebebasan hati nurani yang dimana kebebasan setiap individu memiliki dan selalu mempertimbangkan sudut pandang atau pemikiran yang terlepas dari sudut pandang orang lain.

Hidup didalam lingkungan sosial akan terasa berat ketika kita individu tidak memiliki kemampuan dalam berpikir kreatif dan kebebasan dalam berpikir, karena setiap individu akan berjuang untuk dirinya masing-masing. Tak terkecuali perjuangan dalam pemahaman terhadap diri sendiri.

Cogito Ergo Sum "saya berpikir maka saya ada", merupakan pengungkapan dari filsuf Rene Descartes, dengan arti jika satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan manusia itu sendiri, menekankan perhatian terhadap individu. Oleh karena itu sebuah kemampuan berpikir kreatif  dan kebebasan dalam berpikir dapat ditentukan juga oleh obyektifitas tiap individu. 

Dan individu selalu memiliki kebabasan sejauh tindakannya mendatangkan manfaat bagi hidupnya.  Individu yang sadar adalah individu yang dapat bertanggung jawab dan mampu memikirkan masa depan, inilah inti ajaran utama dari Rene Descartes.

Individu diberikan kehidupan salah satunya untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki. Melalui akal individu mampu untuk mempertimbangkan akibat  dari perbuatan yang dilakukannya karena adanya kebebasan dalam berpikir dalam individu. 

Dan sesuai dengan fitrahnya diberikan kebebasan untuk berpikir apa saja dan bagaimana. Tetapi tetap harus memperhatikan aspek etika dan moral dalam berpikir kreatif dan kebebasan berifikir. Kebebasan sendiri tidak memiliki kaitannya dengan nilai terikat. Melainkan bebas dalam nilai secara total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun