Mohon tunggu...
Humaniora

Ibu atau Allah, Mana yang Lebih Penting?

7 Oktober 2017   11:25 Diperbarui: 8 Oktober 2017   08:37 2655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjaga perasaan orang tua, itulah sunnah nabi yang paling luar  biasa. Orang lain yang paling berhak kita jaga perasaannya adalah  orangtua, dan orangtua kita yang paling berhak untuk kita jaga  perasaannya adalah  ibu kita, ibu kita, ibu kita baru ayah kita. 

Menjaga  perasaan ibu kita itu 3 kali lipat, maksud 3 kali Nabi mengatakan, ummu  ka, ummu ka, ummu ka artinya apa? Kata sahabat "Ya Rasul siapa yang  paling pantas untuk saya berbakti?" "IBUMU", "lalu siapa lagi", "IBUMU",  "lalu siapa lagi Ya rasul?", "IBUMU" maksudnya apa? "ibumu" kata  sahabat "kalau ibu saya misalnya jengkelin gitu?", "tetap ibumu, apapun  alasannya ibumu dulu dan jagalah perasaan ibumu".

Sejauh itu islam mengajarkan akhlak kepada kita. Gimana menjaga perasaan ibu?

Ini saya ada sedikit cerita yang pernah diceritakan oleh guru saya waktu di bangku SMA.

Ada  seorang tabi'in, tabiin ini adalah keturunan Nabi  kalau tidak salah  yang bernama Ali Bin Husein Zainal Abidin. tabi'in ini ketika sedang  makan menggunakan nampan gitu ya jadi makannya bareng bareng  dengan  keluarga, nah Ali ini tidak pernah dia makan satu nampan bersama dengan  ibunya , dia siapin makanan untuk ibunya terus dia tunggu sampai ibunya  selesai makan kalau ibunya udah selesai makan baru dia makan.

Kemudian  Ali ditanya sama orang-orang yang melihat kejadian itu "kenapa engkau  tidak pernah makan bareng satu nampan dengan ibumu?"  apa kata dia?  "saya khawatir ketika saya makan bareng dengan ibu saya , saya mengambil  sebagian roti atau makanan yang ibu saya sebetulnya menginginkan itu tapi sudah ada di tangan saya sehingga ibu saya merasa harus ngalah demi  saya, ibu saya merasa ingin tapi tidak tersalurkan dan segala macem,  saya tidak mau itu terjadi gara-gara makan bareng dengan ibu terus saya  mengambil bagian roti, bagian daging, bagian nasi yang ibu saya  menginginkan itu , jadi saya mending diam dan menunggu aja dulu".  Sebegitunya sahabat menjagaa perasaan ibu mereka.

Sekarang kita  yang ngakunya rajin ke masjid, sudah sering ikutan ta'lim dan yang luar  biasa lagi kita komitmen mau berhijrah dan salah satu hijrah yang harus  kita benar-benar kuatkan itu adalah hijrah akhlak dan tunjukkan bahwa  kita sudah berubah dari yang dulu mungkin banyak salah sekarang memperbaiki diri, akhlaknya dulu kita sama orangtua kita kalau dipanggil  cuek gitu acuh tak acuh gak jelas sekarang kalau dipanggil oleh ibu  kita panggil langsung kita hadir dan apapun yang diinginkan oleh ibu  kita, gak ada yang lebih penting daripada ibu bahkan sholat sunnah  sekalipun. Jangan bilang "ah, lebih mementingkan ibu daripada Allah"   bukan. 

Justru Allah yang nyuruh kita mementingkan ibu daripada Allah  sendiri coba, kek gimana Allah menghargai perasaan seorang ibu. Jangan  sampai mengeluarkan kata-kata yang membuat orang tua kita menjadi sedih  karenanya , ini namanya sunnah sariroh yaitu sunnah nabi untuk menjaga perasaan orang lain mulai dari ibu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun