Mohon tunggu...
Rizka Maharani
Rizka Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

teman bereskpresi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika PJJ Daring: Kuota Menipis Membuat Mahasiswa Menangis? Adakah Bantuan Kuota?

16 Desember 2020   19:43 Diperbarui: 16 Desember 2020   19:52 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat pada aplikasi Canva

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis virus corona yang dilaporkan pertama kali muncul di Wuhan Tiongkok. Bukan hanya mematikan, penyakit tersebut sangat membahayakan untuk seseorang yang sering berkegiatan di luar rumah. 

Contohnya seperti mahasiswa yang berkegiatan di dalam atau luar kampus. Hal ini sangat membahayakan mahasiswa, maka dari itu sebagian dari universitas menutup sementara perkuliahan secara langsung atau tatap muka dan menggantinya dengan metode pembelajaran jarak jauh atau daring.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan dan pembelajaran yang menggunakan sumber utama teknologi informasi, dan komunikasi. Dalam PJJ atau daring ini sangat amat menggunakan kuota yang sangat besar, bukan hanya untuk digunakan seperti biasa. Akan tetapi, kuota tersebut digunakan untuk pembelajaran yang ada setiap harinya. 

Ketika PJJ dimulai, biasanya para mahasiswa dituntut untuk menggunakan aplikasi komunikasi yang menarik banyak kuota reguler, seperti aplikasi Zoom dan aplikasi Google Meeting. Pada aplikasi tersebut sangatlah menguras banyak kuota, karena dalam aplikasi tersebut menampilkan wajah, mengeluarkan suara jika ada yang berbicara, dan bisa melakukan presentasi layaknya perkuliahan seperti tatap muka langsung. 

Bukan hanya mengakses aplikasi komunikasi, tetapi para mahasiswa biasanya diminta untuk mengirimkan tugas pada aplikasi Google Class, mencari sumber-sumber lain di Google, menonton pembelajaran di YouTube, dan masih banyak hal yang perlu diakses lagi. Hal ini menunjukkan bahwasanya mahasiswa sangat amat menggunakan dan membutuhkan banyaknya kuota. 

Kebanyakan dari mahasiswa tidak berani meminta kuota kepada orang tua karena merasa takut akan hal orang tua terberatkan pikirannya, karena di masa pandemi seperti ini, banyak sekali orang tua yang kehilangan pekerjaannya dan membuat para mahasiswa tersebut untuk berdiam saja dan menangis ketika harus kehilangan waktu untuk terus belajar. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang kerap bolos atau meninggalkan jam kuliah karena minimnya kuota. 

"Kami mengapresiasi beberapa perguruan tinggi yang sudah secara cepat menerapkan kebijakan-kebijakan penting yang bertujuan untuk memudahkan pendidikan mahasiswa selama pandemi Covid-19," ujar Nizam. Ia mengimbau perguruan tinggi agar dapat memantau dan membantu kelancaran mahasiswa dalam melakukan pembelajaran dari rumah. 

Penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh selama dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home), diharapkan dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dan dosen, seperti subsidi pulsa koneksi pembelajaran dalam jaringan (daring), bantuan logistik dan kesehatan bagi yang membutuhkan, (Kemdikbud https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/04/kemendikbud-apresiasi-dukungan-kampus-kepada-mahasiswa-selama-lakukan-pembelajaran-dari-rumah akses pada, 16 Desember 2020).

Dengan adanya masalah kurangnya kuota belajar membuat Kemdikbud, Kemenag, dan universitas yang berjanji akan memberikan subsidi kuota gratis untuk para mahasiswa dan dosen. Selama proses pembelajaran dari rumah, kata Nizam, “Akses internet menjadi kebutuhan sangat penting bagi mahasiswa. Untuk meringankan beban mahasiswa, beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta telah memberikan bantuan subsidi kuota internet bagi mahasiswa untuk pembelajaran secara daring. 

Jumlah bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing perguruan tinggi.” Ujar Mendikbud. Bukan hanya 1 atau 2 bulan saja, tetapi bantuan kuota tersebut akan dikirimkan setiap 1 bulan sekali sampai pembelajaran tatap muka dimulai atau sekitar akhir Januari 2021 dan kuota tersebut dapat digunakan untuk mengakses aplikasi belajar dan aplikasi umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun