Mohon tunggu...
RIZKA ANGELIA FITRI
RIZKA ANGELIA FITRI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak Efektifnya Pembelajaran Jarak Jauh di Era Covid 19 Bagi Pendidikan Indonesia

3 Agustus 2021   01:42 Diperbarui: 3 Agustus 2021   01:55 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Rizka Angelia Fitri

Covid 19 telah memberikan banyak dampak terhadap aspek-aspek kehidupan di seluruh dunia, salah satunya adalah negara Indonesia. Mulai dari kesehatan, ekonomi hingga pendidikan yang hingga kini tidak kunjung menemukan titik terang. Titik terang yang dimaksud disini adalah sudah 1 tahun lebih para pelajar dari golongan SD, SMP, SMA hingga dunia perkuliahan tidak bisa melaksanakan proses pembelajaran tatap muka permanen. 

Tercatat sudah beberapa kali penundaan pembelajaraan tatap muka. Jakarta, CNN Indonesia -- Mendikbud Ristek Nadiem Makarim berkeras membuka sekolah dengan skema tatap muka pada Juli tahun ini. 

Kebijakan tersebut diambil di saat kasus Covid-19 justru sedang melonjak pascalibur lebaran. Nadiem beralasan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia."Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem dalam acara yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6). 

Nyatanya setelah pernyataan itu diungkapkan justru Pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di 15 kabupaten/kota di luar Pulau Jawa dan Bali.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, dalam Keterangan Pers PPKM Darurat Luar Jawa-Bali, Jumat (09/07/2021) secara virtual. "Pengaturan ini mulai berlaku pada 12 Juli 2021 sampai dengan 20 Juli 2021.

Apakah kebijakan pembelajaran jarak jauh bila terus-menerus dilakukan sebenarnya bisa berdampak negatif bagi generasi penerus bangsa dalam bidang pendidikan? Tentu saja iya. Bogor, Kemendikbud --- Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) mencatat beberapa temuan selama satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. 

Temuan itu dihimpun melalui diskusi dengan menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di dunia mengajar dari wilayah Sumatra Utara, Jawa Timur, dan Jawa Barat, secara daring dan luring, di Bogor, (17/04). 

Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud, Hendarman, menilai bebagai temuan dan pandangan dalam diskusi ini merupakan masukan yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan sehubungan dengan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM). Temuan atau dampak dari PJJ tersebut, antara lain adalah banyaknya anak didik yang tidak bisa menyerap mata pelajaran dengan baik. Dikarenakan belum terbiasa mengikuti pembelajaran daring menggunakan aplikasi zoom.

Merujuk pada hasil diskusi dengan beberapa narasumber, kesuksesan PJJ sangat ditentukan oleh dukungan orang tua terhadap anaknya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi, yang merasakan kondisi ini pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. 

Menurutnya, banyak dari siswa yang menggunakan waktu belajar untuk bermalas malasan dan enggan mengerjakan tugas dari guru. "Ini disebabkan lemahnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya yang harus belajar di tengah kedaruratan," imbuhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun