Mohon tunggu...
Rizka Amalia
Rizka Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembaharuan Islam di Indonesia

30 November 2018   08:19 Diperbarui: 30 November 2018   08:45 11596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan pembaharuan islam secara sederhana adalah upaya baik secara individu maupun kelompok pada kurun waktu atau situasi tertentu, untuk mengadakan perubahan dalam praktek-praktek keagamaa islam dengan pemahaman dan pengalaman yang baru.

Ide ide pembaharuan di Indonesia terjadi pada abad ke 20 yang dibawa oleh para tokoh yang semula belajar di mekkah. Tokoh- tokoh tersebut antara lain ialah : Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Hasyim Asy'ari (Nahdlatul Ulama) Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis). Yang melatar belakangi ide pembaharuan di Indonesia adalah adanya ide ide pembaharuan di luar Indonesia. Gerakan pembaharuan islam tidaklah memiliki bentuk dan pola yang sama tetatpi memiliki karakter dan orientasi yang sangat beragam.

Gerakan pembaharuan islam pada abad ke 20 tersebut bukan muncul secara mendadak tetapi tidak terlepas dari pembaharuan-pembaharuan yang terdahulu. Seperti pada abad ke 17 dan 18. Dikatakan pada abad 17 dan 18 adalah dasar dari pembaharuan yang terjadi di abad ke 20.

Menurut beberapa studi keislaman memandang bahwa gerakan pembaharuan islam pada abad ke 17 cenderung menekankan pada pemikiran mistisisme yang dikembangkan oleh seorang sufi tertentu pada periode tertentu. Mistisisme sendiri adalah suatu paham yang memberikan ajaran yang serba mistis atau ajaran yang bersifatnya rahasia atau tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman.

Menurut Azyumari Azra, tahapan gerakan pembaharuan islam di Indonesia jika dilihat dari lingkungan situasi perkembangannya dapat di bagi menjadi 2 periode besar yaitu periode pertama perempatan kedua abad ke 17 sampai akhir abad ke 18. Pada periode ini, islam sudah mempunyai landasan atau dasar yang kuat di seluruh nusantara. Meskipun secara pemikiran dan pemahaman keislamanya berkembang bersama dengan mistisme. kedua, periode abad ke 19 samapai sekarang.

Ide- ide pembaharuan islam di Indonesia masuk melalui beberapa jalur yaitu yang pertama jalur haji dan mukim. Para tokoh- tokoh pada saat itu ketika menunaikan haji mereka juga bermukim sementara untuk memperdalam pengetahuan dan ilmu agama.  Dan ketika kembali ke tanah air pengetahuan tentang ilmu keagamaan atau ilmu lainnya meningkat.  Ide- ide yang mereka dapatkan tak jarang mempengaruhi orientasi dakwah di Indonesia.  Yang kedua adalah melalui jalur publikasi. 

Pada waktu itu para muslim di Indonesia sangat tertarik untuk menerjemahkan majalah-majalah atau jurnal -- jurnal terbitan Mesir maupun Beirut kedalam bahasa Indonesia. Bukan tanpa alasan mereka menerjemahkannya. Karena di jurnal-jurnal atau majalah-majalah tersebut berisikan ide- ide pembaharuan islam. Yang ketiga ialah peran para mahasiswa yang menimba ilmu di timur-tengah. Pada awalnya para pemimpin gerakan pemabaharuan di Indonesia sebagian besar alumni Mekkah.

Secara umum alasaan berkembangnya pembaharuan islam di Indonesia adalah respon terhadap kemunduran islam sebagai agama di Indonesia. Karena pada praktek-prakteknya yang menyimpang, keterbelakangan para pemeluknya dan adanya invansi politik, kultural dan intelektual dari dunia barat.

Dengan berkembangnya gerakan pembaharuan di Indonesia, secara umum pada awal abad ke 20 M tersebut, corak gerakan keagamaan dapat di petakan sebagai berikut:

  • Tradisionalis konservatis, yaitu para golongan  orang-orang yang ingin melestarikan tradisi-tradisi local. Dan menolak adanya kecenderungan westernisasi (budaya kebaratan) yang mengatasnamakan islam yang secara pemahaman dan penngamalannya dapat melestarikan tradisi yang bersifat local. para pendukung kelompok ini kebanyakan atau rata-rata dari kalangan ulam, tarekat, dan penduduk desa yang masih kental dengan t
  • Reformis modernis, para golongan yang menegaskan bahwa relevansi islam untuk semua lapangan baik privat maupun public.  Karena islam di pandang memiliki karakter yang fleksibilitas yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
  • Radikal puritan, yaitu para golongan yang lebih percaya terhadap penasfiran ketimbangan ide-ide pembaharuan barat, karena penafsiaran dianggap lebih murni islami. Meskipun mereka sepakat bahwa islam fleksibilitas ditengah arus zaman, tetapi mereka enggan menggunakan kecenderungan kaum modernis. Kelompok ini juga mengkritik pemikiran dan cara-cara implementatif kaum tradisionalis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun