Mohon tunggu...
Humaniora

Resensi Buku "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas"

29 April 2019   03:58 Diperbarui: 29 April 2019   04:41 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Review dibuat Oleh: Rizka Putri Nabillah (11171110000008)

Kelas: Sosiologi 4A

Identitas Buku:

Judul: "Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas"

Penulis: Dr. Neng Dara Affiah, M.Si

Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Tahun terbit: Desember 2017

Dalam buku "Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas". Neng Dara Affiah ini menceritakan mengenai bagaimana pandangan islam melihat adanya ketidaksetaraan yang dialami oleh kaum perempuan ini. Ketidaksetaraan dalam bidang politik, ekonomi, bahkan dalam keluarga sehingga mereka termarginalisasi dan mengalami yang namanya kekerasan seksual. Mengenai hal tersebut, membuat para perempuan akhirnya mengusung sebuah gerakan kesetaraan. Berikut ulasan mengenai buku ini.

Islam merupakan agama yang diciptakan Allah Swt. melalui Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umatnya, yaitu manusia. Salah satu keutamaan ajaran islam adalah memandang manusia secara setara dengan tidak membedakannya berdasarkan kelas, ras dan jenis kelamin.

Membicarakan mengenai kesetaraan manusia, maka bagaimana dengan kepemimpinan perempuan dalam islam? Sebenarnya dalam islam sendiri, tidak adanya batasan untuk perempuan menjadi pemimpin. Karena tidak adanya pernyataan keagamaan yang menghambat kepemimpinan perempuan. Bahkan dalam sejarah islam, perempuan memiliki peranan penting yang sama dengan laki-laki dalam masyarakat serta pemerintahan. Namun, adanya makna bahwa laki-laki dalah qowwam (bertanggung jawab) terhadap perempuan, maka banyak yang menolak kepemimpinan perempuan. Oleh karena itu, pemimpin perempuan di kalangan umat Islam jumlahnya masih sangat terbatas.

Lalu, bagaimana caranya membentuk kembali pemimpin perempuan islam dalam berbagai ranah kehidupan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka harus dilakukan dengan cara: 1) Sejak kecil diberikan pola pendidikan mengenai kepemimpinan, dimana antara perempuan dan laki-laki tidak dibeda-bedakan, 2) Anak perempuan dan laki-laki berhak mengakses apa saja yang membuat mereka berkembang, 3) Memberikan kebebasan untuk memilih sesuatu sesuai keinginannya tanpa paksaan, 4) Melatih perempuan jatuh bangun dengan pilihannya sebagai pendewasaan hidup dan otonomi diri, serta 5) Menghindari pengerangkengan perempuan dalam sangkar emas, supaya tidak kaku saat berhadapan dengan kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun