Malang- Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan, tim mahasiswa dari Universitas Negeri Malang menghadirkan inovasi menarik melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) 2025. Melalui program ini, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) menunjukkan kreativitasnya di bidang pertanian dengan mengembangkan pembungkus/brongsong buah eco-friendly. Tim mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan ini berhasil menciptakan brongsong buah yang tidak hanya melindungi secara fisik, tetapi juga aktif menjaga kualitas buah dengan fitur antimikroba dan anti sinar ultraviolet (UV).
Brongsong buah merupakan pelindung buah yang biasa digunakan petani untuk mencegah serangan hama. Namun, sebagian besar brongsong yang beredar saat ini berbahan plastik sekali pakai yang sulit terurai dan berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu, kami juga berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya angka gagal panen dan penurunan kualitas buah yang dialami petani. Menjawab tantangan tersebut, tim PKM-K yang digawangi oleh Ulil Albab dan rekan-rekannya menciptakan alternatif berbahan alami yang ramah lingkungan dan tetap efektif melindungi buah.
"Kami melihat banyak petani buah, terutama di sekitar area Malang Raya, mengeluhkan buah mereka busuk atau sering dimakan hewan. Dari situlah, kami berpikir untuk menciptakan brongsong yang lebih dari sekadar pembungkus," ujar Ulil Albab, ketua tim peneliti mahasiswa.
Antimikroba pada pembungkus buah berasal dari Chitosan, yaitu senyawa biopolimer yang diekstrak dari limbah kulit udang, dikenal luas memiliki kemampuan sebagai agen anti bakteri dan anti jamur yang kuat. Polypropylene dipilih karena memiliki sifat mekanik yang kuat, ringan, dan fleksibel. Untuk mempercepat degradasi produk, pati singkong digunakan dengan ketersediaan bahan yang melimpah. Kombinasi bahan tersebut menjadi kunci pembungkus buah yang optimal dan ramah lingkungan.
Saat ini, tim mahasiswa sedang dalam tahap pengujian lapangan pada beberapa kebun buah di wilayah Jawa Timur. Mereka juga tengah menjajaki proses pengajuan paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual atas inovasi ini dan berharap dapat bekerja sama dengan industri untuk memproduksinya secara massal. Dengan hadirnya brongsong buah FruitGuard+, kelima mahasiswa UM tersebut berharap dapat memberikan solusi nyata yang aplikatif dan bernilai ekonomis tinggi bagi sektor pertanian Indonesia.
PKM-K ini menjadi bukti bahwa semangat kewirausahaan, kepedulian lingkungan, dan kreativitas lokal dapat bersatu dalam satu gerakan nyata menuju pertanian yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI