Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Senior Lupa Menghormati, tapi Menuntut Dihormati

11 September 2025   12:56 Diperbarui: 11 September 2025   12:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam kehidupan bermasyarakat, sekolah, kampus, hingga lingkungan kerja, kita sering menjumpai fenomena hubungan antara senior dan junior. Senior biasanya dianggap lebih berpengalaman dan berhak mendapat penghormatan dari junior. Namun, muncul persoalan ketika seorang senior tidak memberikan teladan yang baik, tidak menghormati seniornya sendiri, tetapi menuntut junior untuk menghormatinya. Sikap seperti ini memunculkan ketidakseimbangan dan bahkan menciptakan budaya yang tidak sehat.

Menghormati bukanlah sesuatu yang lahir dari paksaan, melainkan tumbuh dari rasa kagum, hormat, dan kepercayaan terhadap seseorang. Jika seorang senior tidak mampu menghormati orang yang lebih tua atau lebih dahulu darinya, maka ia kehilangan legitimasi moral untuk menuntut junior berperilaku sebaliknya. Dalam hal ini, wajar bila junior merasa ragu atau enggan memberikan penghormatan, karena apa yang mereka lihat bertentangan dengan apa yang diminta.

Seorang senior seharusnya menjadi teladan. Teladan itu terlihat dari tutur kata, sikap rendah hati, dan bagaimana ia menaruh hormat kepada yang lebih tua atau lebih dahulu darinya. Dengan begitu, junior akan menilai dan secara sukarela menaruh hormat. Sebaliknya, jika senior hanya menuntut penghormatan tanpa menunjukkan kualitas diri, maka penghormatan itu hanya akan bersifat formalitas, sekedar basa-basi tanpa makna yang mendalam.

Budaya saling menghormati seharusnya berjalan dua arah. Junior menghormati senior, dan senior menghargai junior sebagai generasi penerus. Ketika saling menghormati dijalankan, tercipta suasana kebersamaan dan solidaritas. Namun, ketika senior merasa dirinya "berhak" dihormati tanpa berusaha memberikan contoh nyata, hubungan itu akan renggang, bahkan menimbulkan perlawanan diam-diam dari junior.

Oleh karena itu, penting dipahami bahwa penghormatan tidak bisa dituntut, tetapi harus diraih melalui sikap dan tindakan nyata. Senior yang bijak adalah mereka yang lebih dulu menghormati, agar kemudian pantas dihormati. Dengan begitu, hubungan antara senior dan junior tidak lagi dibangun di atas paksaan, tetapi atas dasar kesadaran, penghargaan, dan rasa hormat yang tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun