Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Diam Yang Menguatkan Langkah Menuju Tujuan

8 September 2025   12:58 Diperbarui: 8 September 2025   12:58 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Harian (sumber: @rimut.id)

Dalam kehidupan, setiap orang pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu bisa berupa cita-cita, karier, mimpi besar, atau bahkan perjalanan batin untuk menemukan makna hidup. Mengetahui tujuan adalah awal yang baik, sebab tanpa arah yang jelas, langkah-langkah kita sering kali tersesat. Namun, mengetahui tujuan saja tidak cukup; dibutuhkan konsistensi, ketekunan, dan kesabaran dalam mencapainya.

Sering kali, manusia tergoda untuk menunjukkan setiap proses perjuangannya kepada orang lain. Padahal, tidak semua hal harus diceritakan atau diperlihatkan. Ada kalanya diam menjadi pilihan terbaik. Diam bukan berarti berhenti, melainkan bentuk kekuatan untuk tetap fokus pada tujuan tanpa harus membuang energi pada hal-hal yang tidak bermanfaat.

Diam juga membantu kita menjaga diri dari komentar negatif yang dapat melemahkan semangat. Tidak sedikit orang yang justru mundur karena terlalu mendengar pendapat orang lain. Dengan memilih diam, kita melindungi diri dari pengaruh luar yang bisa mengaburkan arah perjalanan. Diam menjadikan langkah kita lebih mantap, meski mungkin perlahan.

Selain itu, diam memberikan ruang bagi kita untuk lebih banyak mendengar suara hati. Dalam keheningan, kita bisa lebih jernih menimbang keputusan, mengatur strategi, dan menguatkan tekad. Keheningan adalah kawan setia yang menuntun kita pada pemahaman lebih dalam tentang siapa diri kita dan apa yang benar-benar kita inginkan.

Perjalanan menuju tujuan sering kali penuh rintangan. Ada masa-masa sulit, penuh keraguan, bahkan godaan untuk menyerah. Pada saat-saat inilah diam memberi kekuatan. Dengan tetap berjalan tanpa banyak bicara, kita belajar untuk tidak mudah terpengaruh, melainkan terus melangkah hingga mencapai titik yang kita impikan.

Diam juga mengajarkan kerendahan hati. Dunia sering kali mengagungkan pencapaian yang terlihat, padahal kekuatan sejati justru lahir dari hal-hal yang tidak tampak. Dengan diam, kita belajar bahwa tujuan bukanlah untuk dipamerkan, melainkan untuk dirasakan manfaatnya bagi diri sendiri dan orang lain.

Namun, diam bukan berarti pasif. Diam yang dimaksud adalah sikap tenang namun tetap bergerak. Langkah demi langkah tetap dilakukan dengan penuh kesadaran. Seperti air yang mengalir tanpa suara, tetapi mampu mengikis batu keras sekalipun. Diam adalah energi yang konsisten, bukan kelemahan.

Keheningan juga membuat kita lebih kuat dalam menghadapi kesendirian. Tidak semua perjalanan ditemani orang lain. Ada kalanya kita harus melangkah sendiri. Dalam sunyi, kita belajar arti ketabahan dan menemukan kekuatan baru yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Diam adalah sahabat yang setia hingga tujuan tercapai. Ketika semua proses telah dilalui dengan sabar, hasilnya akan berbicara sendiri tanpa perlu kita banyak menjelaskan. Keberhasilan yang lahir dari keheningan biasanya lebih kokoh dan lebih bermakna.

Maka, jika engkau telah mengetahui tujuanmu, tetaplah berjalan dalam diam. Biarkan keheningan menemanimu, sebab ia bukan sekedar hampa, melainkan sumber kekuatan yang akan mengantar langkahmu sampai pada tujuan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun