Mohon tunggu...
Rizaldo Maarief
Rizaldo Maarief Mohon Tunggu... profesional -

gemar menulis. bekerja pada bidang tulis-menulis. "kata-kata tidak mengenal waktu. kita harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya..."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dia Anak Indonesia, Bikin Film Washington

29 Oktober 2013   00:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_274766" align="alignnone" width="391" caption="Livia Notoharjono"] [/caption] Dia adalah Livia Notoharjono. Anak Indonesia, kelahiran Jakarta 26 tahun silam. Selintas, tak ada yang beda dengan anak Indonesia lainnya. Tapi, ada banyak keistimewaan yang saya temui ketika ngobrol santai, dengan gadis cantik keturunan keluarga Jawa Timur ini, awal Juni lalu.

Dia sebenarnya atlet senior Wushu (Taulo) di Beijing, China. Beberapa juara telah ia raih dari event-event kejuaraan wushu di Beijing. Maklum, dari lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan di negeri China. Meski kerap bertanding di China, namanya cukup diperhitungkan di Las Vegas, Washington, Oregon, Orlando Florida. Ia mencatatkan diri keluar sebagai First Place Mixed Martial Arts World Championship Las Vegas, USA, dan First US Open Orlando, Florida, tahun 2009.

2010, ia juga keluar menjadi First Place LMA Open Martial Arts Tournament. Tahun ini juga ia tercatat juara Second Place Migthy River Classic, Vancouver, Washington, USA. Di Indonesia, namanya terukir sebagai penyokong semangat para atlet Wushu nasional dibawah naungan PBWI.

[caption id="attachment_274767" align="alignnone" width="448" caption="Zane, sang instruktur Wushu dan Livia. Teknik seni peragaan Wushu..."]

1382980585264488185
1382980585264488185
[/caption] Teknik gerakannya sangat lentur dan dinamis. Maklum, latihannya khusus diinstrukturi pelatih asal Washington bernama Zane. Istimewanya, debutnya di olahraga bela diri ini, ia lebarkan dalam sebuah film action yang dibintangi dan disutradarainya sendiri.

[caption id="attachment_274768" align="alignleft" width="268" caption="Livia dalam film Brush With Danger"]

13829806871614257397
13829806871614257397
[/caption] _ Debut filmnya berjudul Brush With Danger. Film yang berkisah tentang perbudakan atau lebih tepatnya perdagangan manusia yang terjadi di Washington, USA. Melalui tugas kuliah S2-nya (gelar Master) di University of Southern California, Los Angeles (M.F.A in Film and Television Production), ia memulai debutnya sebagai sutradara.

Di kampus ini pula, sutradara top Steven Speilberg juga menelorkan film perdananya. Pun aktor legendaris, Bruce Lee, juga menimba ilmu cinemathograpy-nya. Ia yang menulis cerita, skenario, scene by scene, serta ia juga sebagai pemeran utamanya.

Bersama adiknya, Ken Wiratheda, ia berperan sebagai tukang lukis yang jago bela diri. Ia imigran dari negeri Tiongkok, di Amerika ia merantau mencari kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Seorang pelukis dan pejuang.Kedua seniman dengan cara mereka sendiri. Kakak dan adik, terpaksa meninggalkan rumah mereka, tiba di Seattle, The Emerald City, di dalam kontainer. Mencoba untuk membuat jalan mereka di dunia yang aneh dan perjuangan pasangan untuk bertahan hidup. Sampai, suatu hari, seorang pedagang seni, mengambil minat melukisnya.

Tapi itu benar-benar adalah semua hanya mimpi. Ditipu oleh pelindung ke dalam menempa lama hilang Van Gogh. Dibeli oleh seorang kriminal kejam dengan hasrat untuk seni rupa. Kakak dan adik segera menemukan diri mereka terlibat dalam dunia kriminal Seattle.

Aksi-aksi bela diri Lia dan Ken sangat memukau. Hingga aktor kenamaan Hollywood, Nikita Breznikov dan Norman Newkirk pun bersedia menjadi pemain utamanya. Rencananya awal Januari 2014, film Brush With Danger akan tayang perdana di Washington. Untuk di Indonesia sekitar bulan Februari. “Ya…mudah-mudahan film ini dapat mengikir praktek perbudakan di seluruh dunia. PBB aja seratus persen menyatakan perang terhadap perbudakan dan perdagangan manusia. Kita harus mendukungnya,” ujar Lia penuh semangat.

Ini merupakan salah satu bukti, bahwa anak Indonesia bisa dan mampu membuat film sekelas Hollywood. Paling tidak, dengan debut film perdananya, Livia Notoharjono, yang pernah membintangi film serial Cheng Ho (yang ada Yusril Ihza Mahendra dan Saifullah Yusuf), cermin anak bangsa yang kreatif. Semoga saja karya-karya atau ide-ide anak bangsa yang berada di luar negeri semakin berkembang dan cukup disegani kreator-kreator dunia. Salam. (rizaldo, karpetmerah 20131029)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun