[caption id="attachment_274766" align="alignnone" width="391" caption="Livia Notoharjono"] [/caption] Dia adalah Livia Notoharjono. Anak Indonesia, kelahiran Jakarta 26 tahun silam. Selintas, tak ada yang beda dengan anak Indonesia lainnya. Tapi, ada banyak keistimewaan yang saya temui ketika ngobrol santai, dengan gadis cantik keturunan keluarga Jawa Timur ini, awal Juni lalu.
Dia sebenarnya atlet senior Wushu (Taulo) di Beijing, China. Beberapa juara telah ia raih dari event-event kejuaraan wushu di Beijing. Maklum, dari lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan di negeri China. Meski kerap bertanding di China, namanya cukup diperhitungkan di Las Vegas, Washington, Oregon, Orlando Florida. Ia mencatatkan diri keluar sebagai First Place Mixed Martial Arts World Championship Las Vegas, USA, dan First US Open Orlando, Florida, tahun 2009.
2010, ia juga keluar menjadi First Place LMA Open Martial Arts Tournament. Tahun ini juga ia tercatat juara Second Place Migthy River Classic, Vancouver, Washington, USA. Di Indonesia, namanya terukir sebagai penyokong semangat para atlet Wushu nasional dibawah naungan PBWI.
[caption id="attachment_274767" align="alignnone" width="448" caption="Zane, sang instruktur Wushu dan Livia. Teknik seni peragaan Wushu..."]
[caption id="attachment_274768" align="alignleft" width="268" caption="Livia dalam film Brush With Danger"]
Di kampus ini pula, sutradara top Steven Speilberg juga menelorkan film perdananya. Pun aktor legendaris, Bruce Lee, juga menimba ilmu cinemathograpy-nya. Ia yang menulis cerita, skenario, scene by scene, serta ia juga sebagai pemeran utamanya.
Bersama adiknya, Ken Wiratheda, ia berperan sebagai tukang lukis yang jago bela diri. Ia imigran dari negeri Tiongkok, di Amerika ia merantau mencari kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Seorang pelukis dan pejuang.Kedua seniman dengan cara mereka sendiri. Kakak dan adik, terpaksa meninggalkan rumah mereka, tiba di Seattle, The Emerald City, di dalam kontainer. Mencoba untuk membuat jalan mereka di dunia yang aneh dan perjuangan pasangan untuk bertahan hidup. Sampai, suatu hari, seorang pedagang seni, mengambil minat melukisnya.
Tapi itu benar-benar adalah semua hanya mimpi. Ditipu oleh pelindung ke dalam menempa lama hilang Van Gogh. Dibeli oleh seorang kriminal kejam dengan hasrat untuk seni rupa. Kakak dan adik segera menemukan diri mereka terlibat dalam dunia kriminal Seattle.
Aksi-aksi bela diri Lia dan Ken sangat memukau. Hingga aktor kenamaan Hollywood, Nikita Breznikov dan Norman Newkirk pun bersedia menjadi pemain utamanya. Rencananya awal Januari 2014, film Brush With Danger akan tayang perdana di Washington. Untuk di Indonesia sekitar bulan Februari. “Ya…mudah-mudahan film ini dapat mengikir praktek perbudakan di seluruh dunia. PBB aja seratus persen menyatakan perang terhadap perbudakan dan perdagangan manusia. Kita harus mendukungnya,” ujar Lia penuh semangat.
Ini merupakan salah satu bukti, bahwa anak Indonesia bisa dan mampu membuat film sekelas Hollywood. Paling tidak, dengan debut film perdananya, Livia Notoharjono, yang pernah membintangi film serial Cheng Ho (yang ada Yusril Ihza Mahendra dan Saifullah Yusuf), cermin anak bangsa yang kreatif. Semoga saja karya-karya atau ide-ide anak bangsa yang berada di luar negeri semakin berkembang dan cukup disegani kreator-kreator dunia. Salam. (rizaldo, karpetmerah 20131029)