Apakah Benar E-mail Menjadi Penyebab Global Warming?

Tahun 2021 merupakan tahun terpanas ke-6 yang tercatat dalam sejarah cuaca. 

Berdasarkan data iklim global terbaru yang dicatat oleh badan antariksa NASA dan National Oceanic Admospheric Administration (NOAA) menyatakan bahwa suhu rata-rata tahun 2021 adalah 0,84°C di atas suhu rata-rata pada abad ke-20 hal tersebut menominasikan tahun 2021 menjadi tahun ke-6 terpanas dalam sejarah pencatatan cuaca. 

Para ilmuan mengatakan bahwa pada tahun 2021 tingkat CO2 (Karbon Dioksida) dan CH4 (Metana) yang memberikan suasana hangat pada bumi telah mencapai pada titik tertinggi. 

Hal ini disebabkan jejak karbon (carbon footprint) yang mengalami peningkatan pada setiap periode tahun. Untuk saat ini penyebab dari masalah itu salah satunya adalah penggunaan email.

Para penemu pada zaman dahulu mengatakan bahwa email merupakan sebuah alternatif pengganti dari layanan pos. 

Seiring perkembangan zaman, banyak orang mulai beralih dari surat analog lawas ke surat elektronik, memaksa bentuk korespondensi sebelumnya menjadi usang dan memodifikasi ke suatu baru yang lebih praktis. 

Hilangnya permasalahan polusi lama yang mencekik tempat pembuangan sampah menjadi meluap, era digital atau era baru telah membawa permasalahan baru pada lingkungan, pada faktanya email meninggalkan sebuah jejak karbon (carbon footprint). 

Carbon footprinting merupakan ukuran jumlah total emisi karbon dioksida (CO2) eksklusif yang secara langsung dan tidak langsung yang disebabkan oleh suatu aktivitas atau terakumulasi selama tahap kehidupan suatu produk. 

Dalam penjelasan dari carbon footprinting bahwa hampir semua yang kita lakukan memiliki dampak ke lingkungan.

Sebagian besar email, termasuk yang spam, yang belum dibaca, dan yang tidak pernah dihapus akan disimpan di penyimpanan cloud. 

Penyimpanan awan merupakan sebuah layanan penyimpanan data online yang terintegrasi dan tersinkronisasi melalui internet dan dapat diakses dengan menggunakan berbagai platform.