Mohon tunggu...
Masrizal Umar
Masrizal Umar Mohon Tunggu... -

http://linkedin.com/in/masrizal\r\nhttp://masrizal-gati.blogspot.com\r\nhttp://sintola-solusindo.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

E-Coli Mengancam Eropa? Indonesia (Kita) harus Bagaimana?

5 Juni 2011   12:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:50 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Eropa saat ini tengah menghadapi wabah bakteri E coli yang membuat sakit lebih dari 1.600 orang di Jerman dan membunuh 20 orang. Badan Kesehatan Dunia (WHO – World Health Organization - www.who.int & www.euro.who.int ) menyatakan, patogen penyebab wabah ini adalah strain baru yang belum pernah dikenal oleh ilmuwan. Demikian kutipan berita yang dilaporkan Kompas.Com, AFP dan BBC serta Bloomberg. Hampir semua media di dunia melaporkan hal ini termasuk juga media lokal terutama mainstream media seperti Kompas, Detik, BBC, serta Televisi.

Menurut Beijing Genomics Institute, China yang bekerja sama dengan ilmuwan Jerman, strain E coli ini merupakan jenis yang sangat mematikan dan mudah menular. "Ini merupakan strain unik yang belum pernah diisolasi dari pasien sebelumnya," kata Hilde Kruse, ahli keamanan pangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E coli, enteroaggregative E coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia.

"Salah satu bakteri akan mengambil zat toksik dari bakteri lain dan menghasilkan racun yang lebih berbahaya karena menyebabkan diare berat, bahkan merusak jaringan, termasuk ginjal," kata Dr Paul Wigley, ahli biologi dari Universitas Liverpool, seperti dilansir BBC.

Kasus wabah E coli ini telah menyebabkan gagal ginjal yang langka dan mengancam jiwa. Sebenarnya infeksi E coli yang normal juga mengancam jiwa, tetapi pada umumnya hanya pada kelompok bayi dan anak-anak serta orang yang daya tahan tubuhnya rendah.

Pada kasus di Eropa ini korban terbanyak adalah perempuan dan remaja. Pemerintah Jerman menemukan 470 kasus komplikasi ginjal. Dikhawatirkan wabah ini menelan korban lebih banyak lagi karena hingga sekarang belum bisa dipastikan sumber penularan wabah tersebut.

Masa inkubasi penyakit itu tiga sampai delapan hari. Bakteri E coli bisa ditemukan pada feses dan bisa menyebar jika seseorang memiliki kebiasaan hidup kurang bersih, misalnya tidak mencuci tangan dengan sabun.

Dugaan awal wabah ini disebabkan sayuran mentah yang tercemar E coli. Beberapa penelitian yang dilakukan di Eropa juga menunjukkan hubungan yang kuat antara gejala penyakit dan konsumsi sayuran mentah.

WHO menyatakan, kasus-kasus karena E coli telah dilaporkan di sembilan negara Eropa, meliputi Austria, Denmark, Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris. Mayoritas kasus mengenai orang di Jerman atau orang-orang yang baru bepergian ke Jerman Utara.

Wabah E coli yang terjadi di Eropa ini merupakan kejadian terbesar ketiga dan paling menyebabkan korban jiwa. Sebelumnya dua orang dilaporkan meninggal pada wabah di Jepang tahun 1996 dan membuat sakit 9.000 orang. Sementara itu, pada tahun 2000 di Kanada dilaporkan 7 orang meninggal karena wabah E coli.

Bahkan informasi terakhir E-Coli jenis ini sudah ditemukan juga di Amerika Serikat Sebanyak tiga orang dilaporkan mengidap penyakit yang disebabkan bakteri yang menewaskan 20 orang di Eropa tersebut. eterangan dari pejabat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, ketiga pasien yang terserang strain E coli tersebut belum lama ini bepergian ke Jerman.  Mereka saat ini sedang dirawat di rumah sakit akibat mengidap hemolytic uremic syndrome (HUS), gangguan ginjal mematikan akibat komplikasi bakteri E coli. Sampel darah ketiga pasien itu masih dalam pemeriksaan di laboratorium CDC Atlanta, Georgia.

"Kami mempertimbangkan mereka kemungkinan menjadi bagian dari wabah yang berkembang di  Eropa," ungkap Dr Robert Tauxe, Deputi Direktur Division of Foodborne, Bacterial and Mycotic Diseases CDC.

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejauh ini tercatat ada 499 kasus HUSakibat merebaknya wabah E coli di Eropa. Angka kejadian HUS ini adalah yang tertinggi yang pernah terjadi di dunia, menurut Centers for Disease Control and Prevention.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun