Mohon tunggu...
Riyan SetyaPamungkas
Riyan SetyaPamungkas Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

Mengetik.. Menikmati Musik.. Minum Cokelat Pahit dan Teh Pahit

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Review Album "Slanking Forever"

5 Mei 2020   16:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:12 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Senin, 4 Mei 2020 

Saat saya sedang melanjutkan rutinitas scrolling ponsel pintar karena sedang #DiRumahAja. Muncul sebuah konten yang sudah dua minggu ini tidak ada, yaitu The Soleh Solihun Review. Tidak berapa lama saya langsung pindah ke depan laptop dan membuka konten tersebut. 

Tidak lupa saya sambungkan ke layar TV dan memakai speaker tambahan. Konten yang menarik yang kali ini menggugah saya untuk sekedar berbagi review saya terhadap album yang dibahas ini. 

Beberapa kali ke belakang saya sempat mengetik review tetapi kemudian tidak selesai atau menggantung, namun kali ini kembali karena sudah mati gaya, lebih baik saya alihkan waktu saya untuk berani untuk mengetik review dan kali ini saya tertarik untuk meng-upload-nya di Kompasiana. Mari dimulai.

Saya sependapat, memang butuh puluhan kali mendengarkan album Slanking Forever agar bisa mengerti apa dan bagaimana lagu itu bekerja.

Dibandingkan album #Palalopeyank yang sangat membara dan cenderung lebih mudah diterima, bahkan saat itu Bimbim dalam sebuah wawancara bahkan menyatakan, justru karena Slank berempat, harus saling makin kencang bergandengan tangan menyatukan dan mengejar mimpi bersama. 

Jadi seperti macan yang terluka!. Kebetulan referensi pembuatan album tersebut adalah music yang kencang dan berisik. Ini juga selaras dengan yang di-twit-kan oleh Once yang saat itu juga bekerja sama sebagai distributor Jagonya Musik & Sports Indonesia (JMSI) mengatakan album #Palalopeyank ini mempunyai sound yang keren banget. (yaa sambil tetap jualan sih, hehe).

Oke kali ini mulai membahas Slanking Forever. Brijingnya dari Press Con launching albumnya aja deh aja deh yaa mengenai konsep awal album ini.


Peluncuran Album Terbaru Slank Eksklusif Bertandatangan. Bahwa referensinya seperti kata Bimbim adalah Art-Rock, 70s, Genesis, Rush, dll. 

Tapi pada akhirnya yang tertuang memang ciri khas Slank, Rock-nya Slank. Seperti pendapat dari Soleh Solihun yang menilai Slank sudah menemukan bentuk musiknya sendiri atau Rock versi Slank (The Soleh Solihun Review: Slanking Forever) 


Menurut Kaka, musik Slank sekarang adalah musik yang Ngindonesia. https://youtu.be/PWbEZZYM6KA?t=329 (Maestro Indonesia – RTV). Saya golongan yang setuju dan menikmati music ini. Piss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun