Tahun 2020 akan segera berakhir. Pandemi corona membuat perjalanan sepanjang tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biar yang ahli-ahli saja yang membahas dampak politik, ekonomi dan sosial yang disebabkan corona. Saya hanya ingin mengajak untuk mengingat kembali para rockstar yang meninggal di tahun ini.
Neil Peart (Rush)
Kabar mengejutkan saya terima pada 7 Januari 2020. Â Pemain drum Rush, Neil Peart meninggal di usia 67 tahun karena kanker otak. Peart sudah sakit sejak tiga setengah tahun terakhir sebelum meninggal di Santa Monica, California.
"Subdivision" dan "Freewill" masih menjadi lagu Rush yang paling saya sukai. Lewat film dokumenter "Rush: Beyond the Lighted Stage", saya bisa mengikuti karirnya bersama Rush, bagaimana awalnya dia hanya dianggap pelengkap oleh Geddy Lee dan Alex Lifeson sampai akhirnya menjadi penulis utama di Rush.
Saya juga ikut merasakan kesedihan saat Peart kehilangan anak dan istri pertamanya dalam jangka waktu yang berdekatan pada tahun 1998 dan bagaimana dia mengatasi rasa dukanya dengan berkeliling Amerika Utara menggunakan sepeda motor.
Joe Panye (Nile)
Pemain bas grup death metal Nile ini meninggal di usia 35 tahun pada 24 Januari 2020 lalu. Panye hanya bergabung selama dua tahun, dari awal 2005 sampai Februari 2007, sebelum akhirnya dipecat tanpa alasan yang jelas.
Dia tidak sempat membuat album bersama Nile, jadi saya tidak bisa mendengar gaya permainannya. Album Nile yang saya punya adalah "Ithyphallic" yang dirilis 2007 lalu. Nile adalah satu-satunya band yang liriknya bersumber dari mitologi Mesir dan karya-karya penulis horror terkenal H.P. Lovecraft.
Jason Rainey (Sacred Reich)
Jason Rainey adalah pemain gitar dan pendiri band thrash metal Sacred Reich. Jason meninggal karena serangan jantung pada 16 Maret 2020. Dia menghembus nafas terakhirnya pada usia 53 tahun. Jason bermain di empat album Sacreid Reich dan saya beruntung karena bisa mendengarkan permainnya di album kedua berjudul "The American Way" yang dirilis 1990 lalu.
