Seorang pemimpin harus mempunyai sikap mengakui kekalahan dan kesalahan. Orang yang mengakui kekalahan dan kesalahan adalah seorang Ksatria. Mengakui kekalahan dan kesalahan adalah orang yang selalu mengevaluasi dirinya dan mampu menerima kelebihan dan kekurangan. Sebaliknya orang yang tidak berani mengakui hal tersebut adalah orang yang sombong dan arogan.
Saya masih teringat Pilkada DKI 2017 putaran pertama. Ketika pengumuman quick count mulai dikumandangkan. Secara lapang dada AHY-Sylvi mengakui kekalahannya serta menelepon pihak yang menang. Serta mengucapkan selamat kepada pihak lawan. Sungguh sikap seorang kesatria sampai-sampai istri sendiri menumpahkan air mata pada jumpa pers kemaren.
Namun berbeda dengan paslon nomor 3 sebagai calon pemimpin jakarta lima tahun ke depan seharusnya sebagai panutan. Tidak berani mengakui kesalahnnya malah klarifikasi orang lain padahal sudah diklarifikasi duluan bahwasanya pihak ahok-djarot walk-out dikarenakan karena ada pesta pernikahan anak salah satu kader partai yang akan dihadiri bukan menduga-duga karena ada undangan dari investor. Tutur Anies saat wawancara di rumahnya oleh kompas Tv
Sama sekali tidak etis berkata seperti itu, untuk menutupi kesalahan kita terus memutarbalikan fakta. Karena seorang pemimpin memiliki jiwa kesatria harus mau mengakui kesalahan serta evaluasi diri.
Untuk kronologis rapat pleno dapat dilihat di sini
Pernyataan Sandi atas walkoutnya ahok di rapat Pleno di sini