Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Taat dalam Idul Adha

9 Agustus 2019   11:19 Diperbarui: 9 Agustus 2019   11:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada di benak kita jika seseorang menyebut hari Raya Qurban ? Beberapa daerah meyamakan itu dengan Lebaran.

Sesuai dengan bunyinya yaitu hari Raya mungkin kita membayangkan masakan enak , kemeriahan, di samping kewajiban agama yang harus kita laksanakan semisal salat dan puasa. Masakan enak di sini mungkin saja rendang, opor, gulai atau masakan yang menggugah selera lainnya.

Maka dengan segala semangat sebagai kaum muda kita akan melaksanakan itu dengan baik. Mulai dari puasa, sampai pada menikmati kemeriahanannya dengan silaturahmi dan makan bersama. Ritual ini berjalan dari tahun ke tahun sehingga sebagian dari kita menganggap bahwa hari raya Qurban sama saja dengan kegiatan di atas.

Namun jika telisik lebih lanjut, kita akan mendapati bahwa makna hari raya Qorban jauh melebihi ritual yang kita jalani bersama. Idul Qurban punya makna yang jauh melebihi itu. Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya sendiri tentu punya kegalauan tersendiri untuk menaati perintahnya itu. 

Maka ketika terjadi pembicaraan antara anak dan bapak sesaat sebelum parang dilayangkan ke tubuh Ismail, bahwa sang anak tidak keberatan untuk menuruti permintaan ayahnya karena itu permintaan Allah sendiri kepada ayahnya.

Betapapun kecil Ismail, dia tahu bahwa keimanan ayahnya kepada Allah sangat besar dan melampaui apapun di dunia. Karena itu demi keimanan yang besar kepada Allah ayahnya itu menuruti apapun yang diminta oleh Allah.

Ketaatan ayahnya kepada Allah sebelumnya juga terlihat ketika Ibrahim keluar dari kampung halaman yang sangat dicintainya yaitu Palestina dan pergi  ke daerah semenanjung Arab yang berjarak lebih dari 1000 km jaraknya. Pada masa itu Arab  sangat gersang dan tidak ada air sehingga secara logika manusia tak ada keluarga yang bisa bertahan di tanah yang sangat gersang itu. 

Tak mudah untuk hidup di daerah yang berbeda dengan asal Ibrahim yang sejahtera dan tak kurang apapun. Tapi semua perintah Allah dilaksanakan dengan taat oleh Ibrahim. Dia membuang egonya jauh-jauh.

Sampai kemudian Allah memberkati keluarga Ibrahim di negeri baru dan mata air zam-zam ditemukan dan kemudian keluarga itu menjadi makmur dan berkecukupan di negari orang. Daerah itu juga didatangi banyak orang sehingga kemakmuran datang untuk semua bangsa di jazirah itu.

Karena itu keluarga Ibrahim paham betul penyertaan Allah dalam kehidupan mereka. Perintah dan keimanan kepada Allah adalah yang utama. Karena itu ketika Allah menguji Ibrahm dengan meminta menyembelih anaknya, Ibrahim taat. Sampai Allah melihat kesetiaan hambanya itu dan kemudian mengganti Ismail dengan domba yang tersangkut di pohon.

Daging domba atau kambing dan sapi adalah perlambang dari rasa setia Ibrahim kepada Allah SWT. Karena itu dalam setiap peringatan Idul Adha mungkin kota harus ingat makna ini dalam setiap perayaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun