Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Moderat dan Kebhinnekaan

18 Maret 2018   06:27 Diperbarui: 18 Maret 2018   09:29 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi islam jangan terlalu ekstrim." "aku islam yang biasa-biasa aja deh".Mungkin itu kata-kata yang sering terucap atau kita dengar saat ngobrol sehari-hari atau bahkan saat mencoba merespon fakta politik dengan sudut pandang Islam. Islam moderat merupakan isu yang sangat ramai diperbincangkan pada saat ini. Seolah kompak membahas Islam moderat ini mulai dari pengusasa hingga tokoh masyarakat gencar membahas terkait opini ini. Islam moderat dapat diartikan sebagai Islam Jalan tengah.

Islam moderat selalu di opinikan dalam rangka salah satunya untuk menjawab tantangan kebhinnekaan di Indonesia, yang artinya adalah untuk mewujudkan perdamaian diatara keberagaman. Hanya saja, bersamaan dengan semakin gencarnya arus opini islam moderat yang terus dihembuskan pada saat itu pula terjadi kriminalisasi dan diskriminasi terhadap simbol-simbol Islam, seperti panji Rasulullah, khilafah dan jihad serta melabeli orang-orang yang tidak sependapat dengan pemikirannya dan disebut radikal dan ekstremis. Tentunya hal ini menimbulkan keresahan bagi kalangan masyarakat Indonesia. Dengan demikian benarkah Islam moderat adalah jawaban dari problematika keberagaman di negeri ini? Bukankah kampanye propaganda islam moderat justru memecah kaum muslimin yang merupakan mayoritas penduduka Islam? Saatnya rakyat harus mulai menumbuhkan sikap kritas dan bijak terhadap upaya-upaya propaganda pecah belah dan konsisten menjalankan Islam dengan identitas yang sebenarnya. 

Islam sebagai agama wasathiyyahyang menjunjung nilai-nilai keterbukaan mestinya menjadi desain besar corak Islam di indonesia. Kata Cak Nur, "Umat Islam kembali percaya sepenuhnya pada kemanusiaan, yang berimplikasi pada masa depan islam yang tidak bertentangan pada nilai-nilai kemanusiaan". Implikasi bahwa Islam merupakan agama kemanusiaan berarti Islam percaya sepenuhnya pada harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Orang percaya kepada Tuhan dengan makna sesungguhnya akan juga menghormati dan tidak salingf membunuh sesama manusia. Mereka tidak lagi menbgatakan bahwa yang hidup diluar Islam sebagai "gangguan" atau kafir.

Dalam al-Qur'an juga menjelaskan makna moderat (wasatiyah) dalam surat al-Baqarah ayat 143;

Artinya:Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihanagar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.(Surah Al-Baqarah (2): 143).

Gubernur Nusa Tengga Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), mengisi kajian subuh yang bertajuk "wasatiyah dan fenomena dakwah islamiyah di Indonesia"dalam acara yang digelar di masjid istiqamah, Bandung Jawa Barat. Wasatiyahjuga membutuhkan peran-peran dakwah yang berkesinambungan dan membutuhkan kesabaran. "dakwah itu stamina jangka panjang. Dakwah itu bukan instan, dakwah itu bicara soal perubahan sistematis" kata TGB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun