Mohon tunggu...
Rita Sulastri
Rita Sulastri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meningkatnya Stigma Negatif Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika di Tengah Pembelajaran Daring

22 Desember 2020   17:04 Diperbarui: 22 Desember 2020   17:52 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendampingan Belajar Siswa (Sumber Gambar: Dokumentasi Penulis)

Dewasa ini dunia sedang dihadapkan pada permasalahan yang sama berkaitan dengan bidang kesehatan. Merebaknya penyakit COVID-19 yang disebabkan karena salah satu jenis virus yaitu Coronavirus, merupakan permasalahan krusial dalam bidang kesehatan yang sedang diperangi oleh seluruh negara-negara di dunia, termasuk di dalamnya Indonesia. Pandemi COVID-19 telah melanda Indonesia selama hampir 11 bulan terakhir, terhitung dari kasus positif pertama yang terdeteksi.

Pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai tatanan kehidupan manusia. Keseluruhan bidang kehidupan manusia turut merasakan dampak yang ditimbulkan karena adanya pandemi tersebut, terutama bidang ekonomi dan pendidikan. Hampir seluruh kegiatan dan aktivitas manusia dijalankan dengan memanfaatkan media masa secara daring. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar upaya memutus rantai penyebaran Coronavirus menjadi lebih cepat dan efektif dilakukan. Pembatasan seluruh kegiatan manusia dilakukan tidak lain untuk kembali memulihkan kondisi dan menjaga agar setiap orangnya tetap sehat.

Mengulas terkait dengan dampak dibidang pendidikan, tentunya sangat terasa sekali bagi para praktisi pendidikan termasuk di dalamnya para guru, siswa, dan sekaligus orang tua dari siswa yang bersangkutan. Pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka langsung kini mengalami pergeseran menjadi BDR (Belajar dari Rumah) atau dilakukan secara daring. Pembelajaran daring merupakan permasalahan yang sangat sering dikeluhkan oleh setiap orang tua siswa.

Setiap orang tua siswa merasa sangat kelabakan ketika disodorkan dengan kegiatan pembelajaran yang sifatnya daring. Beragam permasalahan yang seringkali dikeluhkan tidak lain berkenaan dengan sarana dan fasilitas pendukung yang kurang memungkinkan maupun kemampuan dari tiap-tiap orang tua siswa yang masih sangat terbatas. Kemampuan tersebut berkaitan dengan aspek penyediaan waktu untuk mendampingi, pengoperasian berbagai media pembelajaran daring, serta kemampuan dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk belajar.

Pembelajaran daring juga menimbulkan berbagai permasalahan lainnya yang ditinjau dari perspektif para siswa. Kemampuan memahami materi adalah permasalahan yang paling banyak dirasakan oleh para siswa, terutama dalam memahami materi yang termuat dalam mata pelajaran matematika. Permasalahan lainnya yaitu berkaitan dengan sulitnya melawan rasa malas untuk mengerjakan tugas harian yang diberikan. Hingga pada akhirnya, ketika mulai mendekati PAS (Penilaian Akhir Semester) siswa merasakan perasaan cemas dan khawatir.

Keseluruhan permasalahan tersebut didapatkan dari hasil survei dengan melalui Google Formulir yang dibagikan kepada para siswa kelas VI A dan VI B di SDN Sukahaji II, Kecamatan Cileunyi, Bandung. Survei dilaksanakan selama dua kali dengan teknis yang sama yaitu mengisi setiap pernyataan yang mewakili kondisi personal setiap siswa. Survei yang pertama dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester), sedangkan survei yang kedua secara khusus dilakukan untuk mengetahui kesiapan dalam menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester) mata pelajaran Matematika. Merujuk pada hasil survei yang pertama dengan 30 responden (siswa), menunjukkan bahwa setengahnya (50%) siswa siap menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester) dan hampir setengahnya (43,3%) siswa merasa cemas dalam menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester). Rasa cemas tersebut dipicu karena adanya rasa khawatir akan nilai PAS (Penilaian Akhir Semester) yang tidak memuaskan, yang terbukti dari respons siswa yang menunjukkan sebagian besar (60%), dan alasan lainnya karena takut dimarahi oleh orang tuanya dengan persentase respons hampir setengahnya (36,7%).

Survei Kesiapan Siswa Menghadapi PAS (Sumber Gambar: Dokumentasi Penulis)
Survei Kesiapan Siswa Menghadapi PAS (Sumber Gambar: Dokumentasi Penulis)

Pada keseluruhannya, siswa masih berada di posisi pertengahan, antara siap dan belum siap dalam menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester). Bilamana dibandingkan dengan hasil survei yang ke-2 untuk mengukur kesiapan siswa dalam menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester) mata pelajaran Matematika, maka terdapat beberapa perbedaan hasil. Hampir sebagian besar siswa merasa cemas menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester) Matematika (58%) dan merasa PAS (Penilaian Akhir Semester) mata pelajaran Matematika merupakan yang paling sulit (60,9%). Persentase hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum siap dalam menghadapi (Penilaian Akhir Semester) mata pelajaran Matematika. Bilamana ditelusuri penyebabnya, kemungkinan besar disebabkan karena masih banyaknya siswa yang belum memahami materi-materi yang telah dipelajari, sebagaimana hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar (56,5%) siswa masih belum memahami materi-materi tersebut. Materi yang belum dipahami hampir seluruhnya menjawab bilangan bulat dan bangun ruang. 

Survei Kesiapan Siswa Menghadapi PAS Matematika (Sumber Gambar: Dokumentasi Penulis) 
Survei Kesiapan Siswa Menghadapi PAS Matematika (Sumber Gambar: Dokumentasi Penulis) 

Permasalahan tersebut tentunya sangatlah krusial dan perlu untuk segera dilakukan pemecahan masalah. Solusi pemecahan masalah yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus di Sumedang — Rita, melalui salah satu program kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) ialah dengan melalui pendampingan belajar siswa dan pelaksanaan tutor teman sebaya. Pendampingan belajar siswa dirasa cukup efektif, sebab melalui pendampingan tersebut siswa dapat mencurahkan permasalahan yang sedang dialaminya terutama berkenaan dengan materi matematika yang tidak dipahami, selain itu pendampingan belajar membantu siswa untuk mengulas dan memperdalam materi yang masih perlu dikuatkan dan dikupas kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun