Mohon tunggu...
Suga Muhammad
Suga Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - penulis dan trainer

meninggalkan jejak pemikiran lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menang Tenang, Kalah Bikin Ulah

1 Mei 2019   06:02 Diperbarui: 1 Mei 2019   09:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kompetisi apapun, pihak yang memenangkan kompetisi akan senantiasa bersikap tenang merayakan kemenangan yang diraih. Mereka akan meluapkan kegembiraan dengan hal-hal yang penuh euforia. Sementara pihak yang kalah biasanya akan bersikap lesu dan tak terlalu banyak aktivitas.

Namun berbeda jika pihak yang kalah tidak terima atau tidak dewasa dalam menyikapi kekalahan, biasanya mereka akan bikin ulah dengan menciptakan kegaduhan atau teriak-teriak merasa dicurangi demi menutupi rasa malu atas kekalahannya. Tak hanya sampai disitu, mereka juga akan mengancam pihak-pihak lain yang menurut mereka tidak berlaku adil.

Ancaman paling konyol dari sebuah kekalahan adalah membuat kerusuhan. Mereka tidak ingin rugi sendiri, tetapi juga mengajak pihak lain.

Melampiaskan kekalahan dengan cara di atas tentunya bukan cara ksatria dan dewasa. Tidak akan ada yang simpatik dengan apa yang mereka lakukan kecuali para pendukung fanatiknya yang tetap mendewa-dewakan mereka.

Dalam konteks pilpres, hal ini tampaknya juga sedang terjadi. Narasi kecurangan dan segala bentuk ancaman dilontarkan karena diprediksi mereka bakal kalah.

Klaim kemenangan yang dilakukan berkali-kali bisa jadi karena bentuk frustasi atau menggiring opini.

Jika mereka benar-benar negarawan yang mementingkan kepentingan bangsa dan negara, seharusnya mereka tidak bersikap demikian. Kecuali kalau hasrat ingin berkuasa begitu besarnya sampai rela mengorbankan segalanya.

Kalau mereka benar-benar menemukan kecurangan yang signifikan, sudah ada lembaga berwenang yang menanganinya. Bila tak percaya dengan lembaga yang ada, bikin negara sendiri saja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun