Mohon tunggu...
Risqi Nurhidayati
Risqi Nurhidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Jika bisa dilakukan maka lakukanlah

S1 Agribusiness, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kondisi Ekonomi Buruh Tambak di Kabupaten Gresik selama Pandemi COVID 19

30 April 2020   13:31 Diperbarui: 30 April 2020   13:39 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penulis & ayojakarta

Nama: Irma Rahmawati
NIM   : 191510601078
Kelas : PEP E


          Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhasil di buat 'kalang kabut' oleh virus yang baru-baru ini mewabah. COVID 19 atau Corona Virus Desease 19 ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO sebagai pandemic virus pada bulan Maret 2020, Pandemi COVID 19 ini telah menjangkiti hingga 204 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hingga saat ini terdapat lebih 3,2 juta orang yang dikonfirmasi terjangkiti COVID 19. Secara global, terdapat lebih dari 997.181 orang berhasil sembuh dan 227.628 orang yang meninggal akibat wabah ini. Di Indonesia sendiri, hingga tulisan ini disusun telah ada lebih dari 9771 kasus dengan lebih dari 1391 orang dinyatakan sembuh dan 784 orang dinyatakan meninggal. Krisis global ini telah membawa seluruh dunia menghadapi ketakutan atas isu-isu kesehatan, kemunduran pertumbuhan ekonomi, kehilangan pekerjaan, stress akibat lockdown, dan banyak lagi dampak lainnya.


          Pada kondisi yang menegangkan seperti saat ini, mungkin semua orang akan sangat sulit fokus kepada hal lain selain COVID 19. Bagaimanapun wabah ini memang mengharuskan kita untuk waspada dan menjaga jarak fisik dengan tetap tinggal di rumah. Wabah ini tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan namun juga kemunduran ekonomi. Kerugian yang ditimbulkan dalam sektor ekonomi tentu terasa jelas bagi masyarakat kecil terutama mereka yang berkerja harian dan tidak memiliki penghasilan menetap. Kebijakan pemerintah terkait WFH atau Work from Home yang bertujuan memotong rantai penyebaran virus nyatanya berpengaruh kepada perekonomian seluruh lapisan masyarakat. Sektor Petani sebagai salah sektor penyedia lapangan pekerjaan mayoritas masyarakat Indonesia merupakan salah satu sektor yang juga ikut berjuang melawan COVID 19. Bagaimana tidak, selama pemberlakuan WFH dan self-quarantine sebanyak 50% masyarakat kecil seperti pedagang kecil, ojek, buruh, UKM, dan banyak pekerjaan lainnya kehilangan sumber penghasilan mereka. Sebanyak 50% masyarakat inilah yang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah, dimana kebutuhan pangan pokok harus tetap terpenuhi baik melalui bantuan subsidi pemerintah ataupun usaha mandiri tiap-tiap masyarakat. 

          Kementan mengatakan bahwa para petani yang bekerja di tengah wabah ini juga merupakan pahlawan yang turut berjuang selama wabah ini menyerang. Para petani tetap bekerja di sawah demi mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Saat ini sektor pertanian berpotensi menjadi sektor andalan guna membantu menyelamatkan kondisi darurat di Indonesia. Pertanian berperan menjadi tulang punggung penyedia bahan makanan. Petani yang bekerja di ladang, sawah, dan kebun, di bawah terik matahari, di tempat terbuka dengan sendirinya, dinilai lebih menguntungkan dibanding pekerja yang bekerja di ruang-ruang tertutup. Petani tetap dapat melakukan social distancing dengan sesama petani lain selama berada di lahan pertanian. Kontribusi sektor pertanian tentu tidak lepas dari peranan butuh tani baik pertanian dalam arti sempit maupun luas. Gersik yang terkenal akan kekayaan hasil tambak nya pun juga tidak lepas dari peranan buruh tani tambak yang turut bekerja selama masa karantina mandiri. Namun, bayak petani tambak yang mengeluhkan masalah perekonomian yang semakin tidak menentu selama wabah ini menyerang.


          Untuk mengetahui bagaimana COVID 19 memengaruhi perekonomian para petani ikan, kami melakukan wawancara dengan salah satu buruh petani ikan (tambak) di Kabupaten Gresik. Bapak Saderi berusia 63 tahun, beliau memiliki 3 tanggungan keluarga diantaranya yaitu satu istri dan 2 anak. Pak Saderi berasal dari Bojonegoro dan pindah ke Kabupaten Gresik 30 tahun lalu, ia merupakan lulusan SD dan telah 30 tahun menjadi buruh tambak. Beliau bekerja sebagai buruh tambak ikan bandeng dan udang panami, sehari-hari beliau membantu pemilik tambak untuk membuat galengan dan mengurus tambak.

          Aktivitas beliau tidak banyak berubah sebelum dan sesudah adanya wabah COVID 19, beliau pergi mengecek tambah setiap harinya untuk memastikan tak ada masalah yang terjadi. Tak banyak memang yang bisa para petani lakukan selain tetap pergi melaut atau mengecek kondisi pertanian nya, hal ini karena mereka harus tetap bekerja agar dapat menafkahi keluarganya. COVID 19 tak banyak mengubah keseharian mereka, selain hanya berubahnya jumlah pendapatan, pola distribusi dan berkurangnya konsumen ikan yang ada di pasar. Banyaknya restoran yang tutup dan masyarakat yang menetap di rumah membuat ikan kurang laku. Selain itu, turunnya harga ikan juga menjadi hambatan yang cukup meresahkan. Kebijakan pemerintah terkait social distancing dan karantina mandiri membuat berkurangnya pembeli hasil panen ikan. Selain itu, kebijakan PSBB yang baru saja diterapkan di Kabupaten Gresik menyebabkan banyak pabrik dan restoran yang tutup, karena itu semakin banyak kuantitas ikan yang tidak terjual di pasaran.

          Harga ikan turun drastis bukan hanya karena berkurangnya jumlah pembeli, namun juga karena terjadinya banjir yang disebabkan oleh luapan Kali Lamong. Banjir ini berhasil menggenangi beberapa wilayah di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Balung Panggang dan Kecamatan Benjeng. Banjir menyebabkan tambak-tambak ikan meluap sehingga ikan-ikan yang ada di dalamnya ikut terbawa arus, banyak petani yang merugi akibat kegagalan panen dan turunnya harga jual ikan. Normal nya ikan bandeng (yang merupakan komoditas utama yang dikembangkan di Kabupaten Gresik) dijual dengan harga 18.000 namun karena banjir harga jualnya menjadi 12.000. Rendahnya harga ikan menyebabkan beberapa petani memilih membiarkan ikan tetap berada di tambak atau membagikan ikannya kepada masyarakat secara cuma-cuma. Menurut petani hal ini lebih baik dilakukan dari pada ikan tidak laku di pasaran meskipun dengan harga rendah. Sebagian besar ikan-ikan yang mati atau kondisi nya buruk akan di kumpulkan oleh pabrik produsen pakan ternak untuk bahan baku produksinya, para petani umum nya hanya menerima penghasilan sebesar 5000 rupiah untuk setiap Kg ikan.

          Terkait dengan penerapan PSBB di Gresik juga menjadi hambatan pada petani ikan, dimana mereka tidak bebas melakukan aktivitas karena adanya pembatasan. Meskipun PSBB tidak diterapkan di semua wilayah namun Proses distribusi akan tetap terganggu karena tidak semua kendaraan diizinkan melintas. Sementara ini Bupati Gresik, Bapak Sambari Halim Radianto menyatakan mendukung langkah antisipasi PSBB, PEMKAB juga telah menyiapkan bantuan berupa sembako untuk kurang lebih 372 ribu keluarga kurang mampu selama adanya aturan PSBB ini. sebagian besar buruh tambak merupakan pendatang yang tidak terdaftar sebagai penduduk asli sehingga kemungkinan besar bantuan tidak menjangkau mereka, masyarakat berharap bantuan yang didistribusikan benar-benar sampai di keluarga kurang mampu dan juga mereka yang membutuhkan meskipun bukan termasuk penduduk asli yang terdaftar. Para buruh tambak pendatang ini akan sangat kesusahan apabila bantuan tidak menjangkau mereka, hal ini karena mereka tidak diizinkan pulang ditempat asal masing-masing namun untuk tetap bertahan di Gresik mereka harus tetap bekerja sedangkan kondisinya sangat tidak memungkinkan.

          Dalam situasi sekarang ini, kondisi yang ada memang tidak menguntungkan bagi semua orang. Banyak masyarakat yang harus mengarantina diri nya sendiri dalam rumah, di samping itu banyak pula yang harus tetap bekerja dalam ketakutan agar tetap dapat menafkahi keluarganya. Harapan harus tetap ada untuk bisa bertahan di tengah wabah ini, pemerintah perlu sigap dan tegas dalam membuat kebijakan yang menguntungkan semua rakyatnya. Semoga wabah ini segera berlalu dan dunia kembali normal, agar semua orang dapat beraktivitas dan berkumpul bersama keluarga serta teman-temannya.

#TangguhHadapiCovid19 #EkonomiPertanian #FapertaUnej #TraditionOnExcellence

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun